Jelang Pembukaan Bursa, Perhatikan 6 Aksi Emiten Ini

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
10 August 2018 08:34
Aksi korporasi emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari Kamis (9/8/2018).
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 0,49% ke level 6.065.26 pada perdagangan Kamis (9/8/2018).

IHSG mencatatkan kinerja terbawah di Asia, karena bursa saham lainnya berhasil ditutup menguat. Pelemahan ini terjadi karena investor menanti kejelasan mengenai calon presiden dan calon wakil presiden.

Di sisi lain, sejumlah emiten tetap melakukan aksi korporasinya. Berikut beberapa aksi korporasi emiten yang patut disimak sebelum memulai transaksi hari ini.

1. Anak Usaha UNTR Akuisisi 95% Saham Perusahaan Tambang Emas, Agincourt
PT. United Tractors Tbk (UNTR) melalui anak usahanya yaitu PT Danusa Tambang Nusantara yang juga anak usaha dari PT Pamapersada Nusantara akan mengakuisisi 95% saham PT Agincourt Resources (PTAR) dari Agincourt Resources (Singapore) Pte Ltd.

Jumlah saham yang akan diakuisisi sebanyak 80,75 juta saham yang terdiri dari 4,75 juta saham seri A dan 76 juta saham seri B dengan nilai akuisisi mencapai US$917,90 juta.

Kemudian, UNTR bersama PAMA juga akan memberikan pinjaman kepada PTAR senilai US$325 juta atau setara Rp 4,64 triliun (kurs Rp 14.300/US$). Dengan demikian, rencana transaksi material yang akan digelontorkan oleh perseroan mencapai US$1,24 miliar atau setara dengan 33,63% dari ekuitas perseroan per tanggal 31 Maret 2018.


2. Anak Usaha UNTR Tambah Kepemilikan Saham di Danusa Tambang Nusantara
Anak usaha PT United Tractor Tbk (UNTR) yang bergerak di bidang pertambangan batu bara dan mineral lainnya, PT Pamapersada Nusantara telah menambah kepemilikannya di perusahaan yang dimilikinya bersama dengan induk usahanya ini, yaitu PT Danusa Tambang Nusantara.

Pamapersada secara berturut-turut menambah kepemilikannya sebanyak 57.059 saham dan kemudian dinaikkan lagi sebesar 15.441 saham. Dengan demikian saat ini Pamapersada memiliki kepemilikan sebanyak 38.040 saham atau setara dengan 40% di Danusa, sementara 60% lainnya dimiliki UNTR.


3. Beli MTN SNP Finance, TUGU Merugi
PT. Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (TUGU) mencatatkan rugi bersih sebesar US$14,16 juta pada kuartal II-2018. Padahal pada kuartal II-2017 TUGU mencatatkan laba bersih US$17,03 juta.

Anjloknya kinerja ini ternyata disumbang dari anak usaha, PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugu Re) yang menderita kerugian Rp 79 miliar pada Juni 2018. Kerugian ini salah satunya disebabkan oleh pembelian medium term notes (MTN) milik PT. Sunprima Nusantara Pembayaran (SNP Finance) sebesar Rp 143 miliar.


4. OJK Tolak Rencana Refinancing Utang BHIT
Otoritas Jasa Keuangan menolak rencana PT MNC Investama Tbk (BHIT) untuk melakukan refinancing utang melalui konversi utang menjadi saham (debt to equity swap) dengan beberapa krediturnya.

Untuk refinancing utang, perseroan akan melakukan konversi utang menjadi saham melalui penerbitan 13,76 miliar serta 2,79 miliar lembar saham.

Sebanyak 13,76 miliar saham baru yang diterbitkan akan dikonversi dengan total utang BHIT kepada Caravaggio Holdings Limited senilai US$115 juta atau Rp 1,58 triliun.


5. BBCA dan Bank Sulsebar Salurkan Kredit Sindimasi Rp 1,54 Triliun ke META
Anak usaha PT Nusantara Infrastruktur Tbk (META) yang bergerak di bidang pembangunan dan pengelolaan jalan tol yakni PT Bosowa Marga Nusantara (BMN) menerima pemberian fasilitas kredit sindikasi senilai Rp 1,54 triliun.

Pemberian fasilitas kredit sindikasi tersebut berasal dari PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar) yang nantinya akan digunakan untuk membiayai pembangunan proyek jalan tol layang A.P Pettarani di Makassar Sulawesi Selatan.


6. Harga Saham TLKM Terkoreksi 0,85%
Tekanan terhadap harga saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) masih terus berlanjut pada perdagangan hari ini. Kesuksesan perseroan meluncurkan satelit tampaknya tak memberikan pengaruh positif kepada persepsi investor.

Harga saham TLKM pada awal perdagangan sesi II terpantau terkoreksi 0,85% ke level Rp 3.520/saham. Volume transaksi mencapai 63,38 miliar saham senilai Rp 223,1 miliar.
(prm) Next Article Video: Waspada Saham Siklikal, Kinerja UNTR Sudah di Pucuk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular