
Obligasi Naik Signifikan, Tak Terpengaruh Penentuan Cawapres
Irvin Avriano A., CNBC Indonesia
09 August 2018 19:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi menguat signifikan pada perdagangan hari ini, seiring dengan sentimen positif domestik yaitu kerja sama Bank Indonesia dengan dan bank sentral Australia. Merujuk Reuters, harga obligasi pemerintah yang diwakili empat seri surat berharga negara (SBN) acuan menguat dan menekan imbal hasilnya (yield) di pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Faktor Eksternal Jadi Penentu Arah Pasar Obligasi Hari Ini
Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder. Empat seri yang menjadi acuan adalah FR0063 (bertenor 5 tahun), FR0064 (10 tahun), FR0065 (15 tahun), dan FR0075 (20 tahun). Yield seri 5 tahun turun paling besar yaitu 15 basis poin (bps) menjadi 7,51%.
Dua seri lain yaitu acuan 10 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan yield 12 bps masing-masing menjadi 7,62% dan 7,99%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Seri acuan lain yaitu 20 tahun yield-nya turun 9 bps menjadi 8,06%. Yang menarik, FR0065 mengalami penurunan yield hingga di bawah level psikologis 8%, tepatnya menjadi 7,99%.
Selain itu, kenaikan pasar hari ini menjadi volatilitas yang terbesar di pasar obligasi (bond) rupiah pemerintah sejak 9 Juli. Hari ini, harga bonds rupiah pemerintah meroket setelah adanya perpanjangan perjanjian swap denominasi lokal oleh Bank Indonesia dan Reserve Bank of Australia untuk periode tiga tahun lagi.
Perjanjian itu memungkinkan kedua bank sentral menukar dana hingga A$10 miliar-Rp 100 triliun. Faktor positif lain adalah ramainya pemberitaan pemerintah yang menurunkan jumlah target penerbitan efek utangnya kemarin.
Nilai penerbitan kotor diberitakan turun menjadi Rp 799 triliun dari sebelumnya Rp 822 triliun, sedangkan nilai penerbitan bersih turun menjadi Rp 384 triliun dari sebelumnya Rp 407,5 triliun.
Turunnya target penerbitan obligasi akan membuat beban penerbitan semakin kecil sehingga daya tawar pemerintah akan semakin tinggi di hadapan investor. Selain itu, beban bunga (cost of fund) pemerintah juga dapat turun dan membuat APBN dapat lebih sehat.
Ramdhan Ario Maruto, Kepala Divisi Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia, membenarkan hari ini sentimen positif dari faktor swap bank sentral dan pemangkasan target penerbitan berhasil menggerakkan pasar meskipun tidak terlalu besar.
"Kondisi makroekonomi Indonesia membendung sentimen negatif dari eksternal. Namun, menurut saya belum tren bullish [menguat], dan market masih rentan," ujarnya Ramdhan ini.
Menurut dia, pelaku pasar surat utang masih menunggu perkembangan lanjutan dari pergerakan dolar dan potensi naiknya suku bunga The Fed hingga akhir tahun. Dia menambahkan ramainya politik terkait pengajuan calon presiden dan calon wakil presiden hari ini berpengaruh tetapi tidak besar.
Dua seri lain yaitu acuan 10 tahun dan 20 tahun mengalami penurunan yield 12 bps masing-masing menjadi 7,62% dan 7,99%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Seri acuan lain yaitu 20 tahun yield-nya turun 9 bps menjadi 8,06%. Yang menarik, FR0065 mengalami penurunan yield hingga di bawah level psikologis 8%, tepatnya menjadi 7,99%.
Perjanjian itu memungkinkan kedua bank sentral menukar dana hingga A$10 miliar-Rp 100 triliun. Faktor positif lain adalah ramainya pemberitaan pemerintah yang menurunkan jumlah target penerbitan efek utangnya kemarin.
Nilai penerbitan kotor diberitakan turun menjadi Rp 799 triliun dari sebelumnya Rp 822 triliun, sedangkan nilai penerbitan bersih turun menjadi Rp 384 triliun dari sebelumnya Rp 407,5 triliun.
Turunnya target penerbitan obligasi akan membuat beban penerbitan semakin kecil sehingga daya tawar pemerintah akan semakin tinggi di hadapan investor. Selain itu, beban bunga (cost of fund) pemerintah juga dapat turun dan membuat APBN dapat lebih sehat.
Ramdhan Ario Maruto, Kepala Divisi Fixed Income PT Anugerah Sekuritas Indonesia, membenarkan hari ini sentimen positif dari faktor swap bank sentral dan pemangkasan target penerbitan berhasil menggerakkan pasar meskipun tidak terlalu besar.
"Kondisi makroekonomi Indonesia membendung sentimen negatif dari eksternal. Namun, menurut saya belum tren bullish [menguat], dan market masih rentan," ujarnya Ramdhan ini.
Menurut dia, pelaku pasar surat utang masih menunggu perkembangan lanjutan dari pergerakan dolar dan potensi naiknya suku bunga The Fed hingga akhir tahun. Dia menambahkan ramainya politik terkait pengajuan calon presiden dan calon wakil presiden hari ini berpengaruh tetapi tidak besar.
Yield Obligasi Negara Acuan 9 Aug 2018 | ||||
Seri | Benchmark | Yield 7 Aug 2018 (%) | Yield 8 Aug 2018 (%) | Selisih (basis poin) |
FR0063 | 5 tahun | 7.674 | 7.518 | -15.60 |
FR0064 | 10 tahun | 7.747 | 7.625 | -12.20 |
FR0065 | 15 tahun | 8.118 | 7.995 | -12.30 |
FR0075 | 20 tahun | 8.163 | 8.065 | -9.80 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Faktor Eksternal Jadi Penentu Arah Pasar Obligasi Hari Ini
Most Popular