Rupiah Perkasa di Kurs Acuan, Lesu di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 August 2018 10:39
Dolar AS Menggeliat
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Greenback punya alasan untuk menguat. Pembukaan lapangan kerja di AS periode Juni 2018 mencapai 6,66 juta, naik 0,15% dibandingkan bulan sebelumnya. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, juga terjadi kenaikan 11%. 

Artinya, pasar tenaga kerja AS semakin membaik dan ke depan bukan tidak mungkin angka pengangguran turun lagi. Angka pengangguran Negeri Paman Sam adalah 3,9% pada Juli 2018. 

Situasi ini akan semakin meyakinkan The Federal Reserve/The Fed bahwa mengetatkan kebijakan moneter dengan lebih agresif adalah langkah yang tepat. Bila tidak, bisa-bisa perekonomian AS terkena overheating

Oleh karena itu, probabilitas kenaikan suku bunga acuan AS dua kali lagi sampai akhir tahun pun semakin besar. Dengan begitu, total kenaikan suku bunga selama 2018 menjadi empat kali. Lebih banyak ketimbang proyeksi awal yaitu tiga kali. 

Ditopang potensi kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif, dolar AS bisa kembali punya pijakan untuk menguat. Kenaikan suku bunga akan membuat imbalan berinvestasi di AS meningkat sehingga arus modal kembali tersedot ke Negeri Adidaya. Banjir arus modal ini berpotensi membuat dolar AS balas dendam setelah kemarin tertekan. 

Masuknya arus modal ke pasar Negeri Paman Sam mulai terlihat dari penurunan yield obligasi pemerintah. Pada pukul 10:15 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 5 tahun turun 0,1 basis poin (bps) ke 2,8397%. Sementara untuk tenor 10 tahun, yield turun 0,2 bps ke 2,9711% dan 30 tahun turun 0,3 bps ke 3,1151%. Penurunan yield menandakan harga sedang naik akibat kenaikan permintaan. 

(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular