Rupiah Perkasa di Kurs Acuan, Lesu di Pasar Spot

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
08 August 2018 10:39
Rupiah Perkasa di Kurs Acuan, Lesu di Pasar Spot
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di kurs acuan menguat lumayan signifikan. Sepertinya kurs acuan masih merekam penguatan rupiah kemarin, karena hari ini mata uang Tanah Air sudah melemah di pasar spot. 

Pada Rabu (8/8/2018), kurs acuan Jakarta Interbank Spot Dollar Rate/Jisdor berada di Rp 14.439. Rupiah menguat 0,32% dibandingkan posisi hari sebelumnya. 



Kemungkinan Jisdor masih mengkalkulasikan rupiah yang menguat dalam 2 hari perdagangan terakhir. Kemarin, rupiah di pasat spot ditutup menguat 0,21% sementara sehari sebelumnya terapresiasi 0,17%. 

Hari ini, rupiah di pasar spot sudah melemah 0,07% ke Rp 14.445/US$ pada pukul 10:11 WIB. Rupiah dibuka menguat tipis, tetapi penguatan itu tidak bertahan lama. 

Dari sisi eksternal, perlahan tapi pasti dolar AS mulai bangkit. Pada pukul 10:12 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang utama) memang masih melemah 0,09%. Namun pelemahan ini sudah menipis dibandingkan posisi penutupan pasar spot Indonesia kemarin yaitu 0,25%. 




Greenback punya alasan untuk menguat. Pembukaan lapangan kerja di AS periode Juni 2018 mencapai 6,66 juta, naik 0,15% dibandingkan bulan sebelumnya. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, juga terjadi kenaikan 11%. 

Artinya, pasar tenaga kerja AS semakin membaik dan ke depan bukan tidak mungkin angka pengangguran turun lagi. Angka pengangguran Negeri Paman Sam adalah 3,9% pada Juli 2018. 

Situasi ini akan semakin meyakinkan The Federal Reserve/The Fed bahwa mengetatkan kebijakan moneter dengan lebih agresif adalah langkah yang tepat. Bila tidak, bisa-bisa perekonomian AS terkena overheating

Oleh karena itu, probabilitas kenaikan suku bunga acuan AS dua kali lagi sampai akhir tahun pun semakin besar. Dengan begitu, total kenaikan suku bunga selama 2018 menjadi empat kali. Lebih banyak ketimbang proyeksi awal yaitu tiga kali. 

Ditopang potensi kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif, dolar AS bisa kembali punya pijakan untuk menguat. Kenaikan suku bunga akan membuat imbalan berinvestasi di AS meningkat sehingga arus modal kembali tersedot ke Negeri Adidaya. Banjir arus modal ini berpotensi membuat dolar AS balas dendam setelah kemarin tertekan. 

Masuknya arus modal ke pasar Negeri Paman Sam mulai terlihat dari penurunan yield obligasi pemerintah. Pada pukul 10:15 WIB, yield obligasi pemerintah AS tenor 5 tahun turun 0,1 basis poin (bps) ke 2,8397%. Sementara untuk tenor 10 tahun, yield turun 0,2 bps ke 2,9711% dan 30 tahun turun 0,3 bps ke 3,1151%. Penurunan yield menandakan harga sedang naik akibat kenaikan permintaan. 


Sementara dari dalam negeri, rupiah juga terimbas sentimen negatif akibat penurunan cadangan devisa. Bank Indonesia (BI) mengumumkan posisi cadangan devisa per akhir Juli 2018 sebesar US$ 118,3 miliar atau anjlok US$ 1,5 miliar dibandingkan bulan sebelumnya. Angka cadangan devisa Juli merupakan yang terendah sejak Januari 2017. 

Penurunan cadangan devisa tidak bisa dihindarkan. BI punya mandat menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sehingga terus melakukan intervensi di pasar valas maupun obligasi negara. Sepanjang Juli, rupiah terdepresiasi 0,63% di hadapan dolar AS. Jika tidak ada intervensi BI, maka kemungkinan besar depresiasi rupiah akan jauh lebih dalam dari itu. 

Namun, cadangan devisa yang terus turun akan melahirkan persepsi kerentanan perekonomian Indonesia di tengah tingginya risiko eksternal. Persepsi ini bisa membuat investor keluar dari keuangan Indonesia, perilaku yang tentunya mengancam rupiah. 

Arus modal keluar terlihat di pasar obligasi. Yield obligasi pemerintah Indonesia mulai beranjak naik meski belum merata. Untuk tenor 25 tahun, yield naik 3,4 bps menjadi 8,509% dan 30 tahun naik 2,4 bps ke 8,486%.

Tidak hanya terhadap rupiah, greenback pun mulai membalas dendam terhadap berbagai mata uang utama Asia. Peso Filipina masih menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Benua Kuning. 

Berikut perkembangan nilai tukar beberapa mata uang utama Asia di hadapan dolar AS pada pukul 10:21 WIB:     



TIM RISET CNBC INDONESIA


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular