
Saham MAIN, JPFA dan CPIN Melesat, Begini Fundamentalnya
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 August 2018 14:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten poultry melesat naik pada hari ini. Hingga berita ini diturunkan, harga saham PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN) naik 21,3%, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) naik 9,9%, dan PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) naik 4,3%.
Kenaikan harga day old chicks (DOC) dan broiler selama Juli 2018 menjadi pemicu investor memborong ketiga saham tersebut.
Berdasarkan riset Panin Sekuritas, harga DOC dan broiler naik pada bulan Juli 2018, baik secara bulanan maupun tahunan. Harga DOC mencapai Rp 5.531/kg atau naik 4,4% secara bulanan dan 44,9% secara tahunan. Harga DOC lantas berada dalam level tertinggi sepanjang 2018.
Sementara itu, harga broiler di bulan Juli 2018 mencapai Rp22.960/kg atau naik 6,2% secara bulanan. Sementara secara tahunan, harga broiler naik hingga 37,8%.
Lantas, bagaimana kondisi fundamental dari ketiga emiten tersebut?
Secara fundamental, ketiga perusahaan sebelumnya terbilang cukup berisiko bagi investor. Pasalnya, kenaikan penjualan pada tahun lalu tak diikuti oleh kenaikan bottom line alias laba bersih.
Pada tahun 2017, penjualan MAIN, JPFA, dan CPIN naik masing-masing sebesar 3,7%, 9,4%, dan 29%. Namun, laba bersih MAIN dan JPFA justru turun masing-masing sebesar 83,1% dan 51,7%. Sementara itu, laba bersih CPIN masih bisa naik walaupun tak sebesar kenaikan penjualan, yakni sebesar 12,5%.
Memasuki tahun 2018, situasinya mulai berubah. Laba bersih perusahaan naik jauh lebih tinggi ketimbang kenaikan pendapatan. Sepanjang semester-I 2018, penjualan MAIN, JPFA, dan CPIN naik masing-masing sebesar 13,6%, 18,2%, dan 2,7% YoY. Namun, laba bersih ketiganya meroket masing-masing sebesar 349,7%, 146,2%, dan 59,7% YoY.
Prospek Masih Menarik
Pada 2 kuartal akhir tahun 2018, performa perusahaan masih berpotensi dijaga di level yang relatif tinggi, seiring dengan konsumsi masyarakat yang nampak masih akan cukup kuat. Sebelumnya, tingkat konsumsi pada kuartal-II 2018 terbilang sangat tinggi. Sepanjang kuartal-II 2018, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,14% YoY, jauh mengalahkan capaian kuartal-II 2017 yang sebesar 4,97% YoY.
Akibat dari kencangnya laju konsumsi rumah tangga, ekonomi Indonesia bisa tumbuh sebesar 5,27% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,125% YoY. Capaian ini juga mengalahkan posisi kuartal-I 2018 yang sebesar 5,06% YoY dan posisi kuartal-II 2017 yang sebesar 5,01% YoY.
Pada 2 kuartal akhir tahun ini, adanya gelaran Asian Games yang dimulai pada bulan ini dan hari raya Natal pada akhir tahun diharapkan mampu mendorong konsumsi masyarakat untuk tetap tumbuh di kisaran 5%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article AS Naikkan Bea Masuk Poultry, Bagaimana Nasib JPFA Dkk?
Kenaikan harga day old chicks (DOC) dan broiler selama Juli 2018 menjadi pemicu investor memborong ketiga saham tersebut.
Berdasarkan riset Panin Sekuritas, harga DOC dan broiler naik pada bulan Juli 2018, baik secara bulanan maupun tahunan. Harga DOC mencapai Rp 5.531/kg atau naik 4,4% secara bulanan dan 44,9% secara tahunan. Harga DOC lantas berada dalam level tertinggi sepanjang 2018.
Sementara itu, harga broiler di bulan Juli 2018 mencapai Rp22.960/kg atau naik 6,2% secara bulanan. Sementara secara tahunan, harga broiler naik hingga 37,8%.
Secara fundamental, ketiga perusahaan sebelumnya terbilang cukup berisiko bagi investor. Pasalnya, kenaikan penjualan pada tahun lalu tak diikuti oleh kenaikan bottom line alias laba bersih.
Pada tahun 2017, penjualan MAIN, JPFA, dan CPIN naik masing-masing sebesar 3,7%, 9,4%, dan 29%. Namun, laba bersih MAIN dan JPFA justru turun masing-masing sebesar 83,1% dan 51,7%. Sementara itu, laba bersih CPIN masih bisa naik walaupun tak sebesar kenaikan penjualan, yakni sebesar 12,5%.
Memasuki tahun 2018, situasinya mulai berubah. Laba bersih perusahaan naik jauh lebih tinggi ketimbang kenaikan pendapatan. Sepanjang semester-I 2018, penjualan MAIN, JPFA, dan CPIN naik masing-masing sebesar 13,6%, 18,2%, dan 2,7% YoY. Namun, laba bersih ketiganya meroket masing-masing sebesar 349,7%, 146,2%, dan 59,7% YoY.
Prospek Masih Menarik
Pada 2 kuartal akhir tahun 2018, performa perusahaan masih berpotensi dijaga di level yang relatif tinggi, seiring dengan konsumsi masyarakat yang nampak masih akan cukup kuat. Sebelumnya, tingkat konsumsi pada kuartal-II 2018 terbilang sangat tinggi. Sepanjang kuartal-II 2018, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,14% YoY, jauh mengalahkan capaian kuartal-II 2017 yang sebesar 4,97% YoY.
Akibat dari kencangnya laju konsumsi rumah tangga, ekonomi Indonesia bisa tumbuh sebesar 5,27% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,125% YoY. Capaian ini juga mengalahkan posisi kuartal-I 2018 yang sebesar 5,06% YoY dan posisi kuartal-II 2017 yang sebesar 5,01% YoY.
Pada 2 kuartal akhir tahun ini, adanya gelaran Asian Games yang dimulai pada bulan ini dan hari raya Natal pada akhir tahun diharapkan mampu mendorong konsumsi masyarakat untuk tetap tumbuh di kisaran 5%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article AS Naikkan Bea Masuk Poultry, Bagaimana Nasib JPFA Dkk?
Most Popular