
Analisis Teknikal
Reli di Sesi I, Ruang Kenaikan Saham JPFA Terbatas di Sesi II
Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 August 2018 12:34

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) kembali mengalami kenaikan cukup tinggi pada perdagangan sesi satu Selasa (7/8/2018). Lonjakan itu secara teknikal cenderung terbatas pada sesi dua meski masih berpotensi menguat sepanjang pekan ini.
Hingga pukul 12:00, saham JPFA diperdagangkan pada level 2.220 atau naik 200 poin (+9,9%) dengan volume transaksi 15 juta unit saham senilai Rp 34 miliar.
Pemicu kenaikan harga JPFA tersebut karena kenaikan harga ayam day old chicks (DOC) dan broiler selama bulan Juli 2018 sehingga menjadi salah satu pemicu investor memborong saham poultry.
Harga broiler pada Juli tercatat Rp22.960/kg atau naik 6,2% secara bulanan. Sementara secara tahunan sudah naik +37,8% yang membawa harga ayam broiler mencapai Rp 20.457/kg pada 7 bulan pertama tahun ini.
Secara tahun berjalan (year to date/ytd), saham JPFA mengalami apresiasi sebesar 63,7% atau jauh lebih baik dari kinerja indeks sektor industri dasar yang juga terapresiasi meski hanya sebesar 16,32%.
Emiten yang bergerak dalam industri pakan ternak dan merambah ke perikanan dan peternakan sapi ini mendapatkan respon positif dari pelaku pasar menyusul rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 yang tercatat naik 5,27%.
Tim Riset CNBC Indonesia mencoba melakukan analisis secara teknikal pada JPFA. Berikut ulasannya:
Secara jangka pendek, saham JPFA sedang dalam tren kenaikan (bullish). Berdasarkan indikator teknikal, rerata pergerakan harga (moving average/MA) JPFA bergerak di atas garis rerata 5,10 dan 20 hari (MA 5, MA 10 dan MA 20).
Berdasarkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), terbuka ruang penguatan untuk beberapa hari ke depan meski pada sesi dua hari ini penguatan JPFA diperkirakan terbatas.
Adapun titik penghalang (resistance) kenaikan harga saham terdekat berada pada Rp 2.390 per unit. Apabila tertembus, maka ada potensi harga cenderung naik. Adapun titik penopang (support) terdekat pada level Rp 2.000 per unit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Saham CPIN Mulai Bangkit, Setelah Didera Koreksi Hingga 14%
Hingga pukul 12:00, saham JPFA diperdagangkan pada level 2.220 atau naik 200 poin (+9,9%) dengan volume transaksi 15 juta unit saham senilai Rp 34 miliar.
Pemicu kenaikan harga JPFA tersebut karena kenaikan harga ayam day old chicks (DOC) dan broiler selama bulan Juli 2018 sehingga menjadi salah satu pemicu investor memborong saham poultry.
Secara tahun berjalan (year to date/ytd), saham JPFA mengalami apresiasi sebesar 63,7% atau jauh lebih baik dari kinerja indeks sektor industri dasar yang juga terapresiasi meski hanya sebesar 16,32%.
Emiten yang bergerak dalam industri pakan ternak dan merambah ke perikanan dan peternakan sapi ini mendapatkan respon positif dari pelaku pasar menyusul rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 yang tercatat naik 5,27%.
Tim Riset CNBC Indonesia mencoba melakukan analisis secara teknikal pada JPFA. Berikut ulasannya:
![]() |
Berdasarkan indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD), terbuka ruang penguatan untuk beberapa hari ke depan meski pada sesi dua hari ini penguatan JPFA diperkirakan terbatas.
Adapun titik penghalang (resistance) kenaikan harga saham terdekat berada pada Rp 2.390 per unit. Apabila tertembus, maka ada potensi harga cenderung naik. Adapun titik penopang (support) terdekat pada level Rp 2.000 per unit.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/ags) Next Article Saham CPIN Mulai Bangkit, Setelah Didera Koreksi Hingga 14%
Most Popular