Ulasan Teknikal

Terkoreksi pada Sesi I, IHSG Berpeluang Naik Tipis di Sesi II

Yazid Muamar, CNBC Indonesia
07 August 2018 13:11
Sektor yang menahan laju koreksi IHSG adalah sektor industri dasar akibat naiknya harga ayam sehingga saham-saham industri pakan ternak melonjak harga sahamnya.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan sesi I turun 0,26% pada level 6.084 atau kehilangan 16 poin, setelah pada perdagangan kemarin naik tinggi dan melewati area jenuh belinya (overbought). Pada sesi II, Tim Riset CNBC Indoneia memperkirakan IHSG berpotensi menguat tetapi masih berada di zona merah.

Pada sesi I, pelemahan IHSG dipimpin koreksi harga saham dari sektor konsumer yang memberikan 10 poin pelemahan IHSG disusul sektor keuangan sebanyak 5 poin yang juga menyumbangkan pelemahan bagi IHSG.

Dibuka dengan pelemahan 1 poin di awal sesi pada level 6.100, IHSG sempat menguat dan menyentuh zona hijau pada pukul 9:15 di level 6.113 (+0,13%).

Sektor yang menahan laju koreksi IHSG adalah sektor industri dasar akibat naiknya harga ayam sehingga saham-saham industri pakan ternak melonjak harga sahamnya.

Kemudian melemah kembali hingga menyentuh level terendahnya pada pukul 11:12 WIB di level 6.079 (-0,35%). Investor nampaknya cenderung menunggu (wait and see) karena pada hari ini Bank Indonesia akan mengumumkan cadangan devisa RI (Foreign Exchange Reserves).

Nilai transaksi bursa pada sesi I hari ini mencapai Rp 3,6 triliun, dengan investor asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 114 Miliar pada pasar reguler.

Lalu, bagaimana dengan pergerakan IHSG sesi dua? Tim Riset CNBC Indonesia melakukan analisis secara teknikal sebagai berikut:
Setelah Alami Kenaikan Tinggi Sesi I IHSG Turun, Bagaimana seFoto: CNCB Indonesia/Yazid Muamar


Sumber: Reuters

Secara teknikal, pada sesi I seller cenderung menguasai bursa saham hingga membuat IHSG melemah dan membentuk pola grafik inside bar (bearish harami) atau sinyal penurunan meski bersifat lemah. Pada sesi ke-2 kami perkirakan IHSG menguat terbatas pada zona merah.

Hal tersebut didukung indikator teknikal rerata pergerakan konvergen dan divergen (moving average convergence divergence/ MACD) secara harian yang memberikan sinyal naik, sedangkan indicator stochastic slow secara harian menunjukan jenuh beli (overbought).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(hps) Next Article Selamat, IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Sepanjang Masa!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular