
Jelang Lelang, Pasar Obligasi Pemerintah Menguat Tipis
Irvin Avriano, CNBC Indonesia
07 August 2018 11:19

Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang lelang siang ini, pasar obligasi pemerintah dibuka menguat tipis.
Harga obligasi menguat di awal perdagangan, yang tercermin dari naiknya harga empat seri surat berharga negara (SBN) acuan yang ditetapkan pemerintah, yang sekaligus menekan tingkat imbal hasilnya (yield) di pasar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Keempat acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun.
Yield 5 tahun turun 2 basis poin (bps) menjadi 7,68% dan yield tenor 10 tahun turun 1 bps menjadi 7,78%. Kemudian, FR0065 dan FR0075 relatif flat dan sama-sama turun 0,6 bps, masing-masing menjadi 8,14% dan 8,18%.
Penguatan terbatas itu terimbas sentimen positif dari pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) terkait angka pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) yang di atas prediksi pelaku pasar.
Selain itu, pelaku pasar surat utang juga akan fokus pada lelang rutin SBN yang menggunakan prinsip syariah hari ini, atau biasa disebut surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara). Lelang rutin digelar setiap pekan, berselang masing-masing pekan untuk SBN konvensional dan SBSN.
Lelang akan digelar untuk dua seri SBSN di bawah setahun yang bernama surat perbendaharaan negara (SPN) syariah dan empat seri sukuk berbasis proyek (PBS) yang jatuh tempo 2020, 2022, 2031, dan 2047.
Analis Fixed Income PT Mandiri Sekuritas Yudistira Yudadisastra dan Handy Yunianto memprediksi yield wajar dalam lelang hari ini 6,23% (dari rentang 6,18%-6,28%) dan 6,48% (6,43%-6,53%) untuk SPNS, PBS016 7,42% (7,37% -7,46%), PBS002 7,52% (7,46% -7,56%), PBS012 8,52% (8,46% - 8,56%), PBS015 8,67% (8,62%-8,71%).
Dia menambahkan permintaan dalam lelang akan ramai yaitu Rp 10 triliun-Rp 15 triliun, di atas target pemerintah Rp 4 triliun karena tiga faktor.
Pertama, likuiditas perbankan sedang pada taraf cukup, hampir Rp 92 triliun per 6 Agustus. Kedua, akan ada SPN dan SPNS senilai Rp 14 triliun yang jatuh tempo. Ketiga, sentimen positif dari PDB kuartal II-2018 yang di atas ekspektasi.
(ags/hps) Next Article Lelang Sukuk Negara Perdana Diprediksi Ramai
Harga obligasi menguat di awal perdagangan, yang tercermin dari naiknya harga empat seri surat berharga negara (SBN) acuan yang ditetapkan pemerintah, yang sekaligus menekan tingkat imbal hasilnya (yield) di pasar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Keempat acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun.
Penguatan terbatas itu terimbas sentimen positif dari pengumuman Badan Pusat Statistik (BPS) terkait angka pertumbuhan ekonomi (produk domestik bruto/PDB) yang di atas prediksi pelaku pasar.
Selain itu, pelaku pasar surat utang juga akan fokus pada lelang rutin SBN yang menggunakan prinsip syariah hari ini, atau biasa disebut surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara). Lelang rutin digelar setiap pekan, berselang masing-masing pekan untuk SBN konvensional dan SBSN.
Lelang akan digelar untuk dua seri SBSN di bawah setahun yang bernama surat perbendaharaan negara (SPN) syariah dan empat seri sukuk berbasis proyek (PBS) yang jatuh tempo 2020, 2022, 2031, dan 2047.
Analis Fixed Income PT Mandiri Sekuritas Yudistira Yudadisastra dan Handy Yunianto memprediksi yield wajar dalam lelang hari ini 6,23% (dari rentang 6,18%-6,28%) dan 6,48% (6,43%-6,53%) untuk SPNS, PBS016 7,42% (7,37% -7,46%), PBS002 7,52% (7,46% -7,56%), PBS012 8,52% (8,46% - 8,56%), PBS015 8,67% (8,62%-8,71%).
Dia menambahkan permintaan dalam lelang akan ramai yaitu Rp 10 triliun-Rp 15 triliun, di atas target pemerintah Rp 4 triliun karena tiga faktor.
Pertama, likuiditas perbankan sedang pada taraf cukup, hampir Rp 92 triliun per 6 Agustus. Kedua, akan ada SPN dan SPNS senilai Rp 14 triliun yang jatuh tempo. Ketiga, sentimen positif dari PDB kuartal II-2018 yang di atas ekspektasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article Lelang Sukuk Negara Perdana Diprediksi Ramai
Most Popular