
Dibayangi Panasnya Tensi Geopolitik, Bursa Saham Asia Menguat
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
07 August 2018 09:18

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia dibuka menguat pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,03%, indeks Kospi naik 0,19%, indeks Strait Times naik 0,38%, indeks Shanghai naik 1,16%, dan indeks Hang Seng naik 0,25%.
Bursa saham Benua Kuning mendapat suntikan energi dari positifnya laju Wall Street pada dini hari tadi: indeks Dow Jones naik 0,16%, indeks S&P 500 naik 0,35%, dan indeks Nasdaq naik 0,59%.
Laju Wall Street lebih didorong oleh sentimen domestik yaitu kinerja korporasi yang solid. Dari sektor keuangan, kontributor terbesar adalah kenaikan harga saham Berkshire Hathaway yang mencapai 2,34%.
Laba bersih pada kuartal II-2018 meroket 181,92% secara YoY menjadi US$ 12,01 miliar. Salah satu penyebab kenaikan ini adalah berkurangnya tarif pajak yang harus ditanggung perusahaan, dari 28,9% menjadi 20%.
Sementara itu, posisi kas dan setara kas pada akhir kuartal II-2018 adalah sebesar US$ 111,1 miliar. Dana ini bisa dipakai untuk melakukan aksi korporasi seperti akuisisi. Berkshire belum lagi melakukan akuisisi besar sejak Januari 2016 kala membeli perusahaan pembuat suku cadang pesawat terbang, Precision Castparts.
Di sisi lain, risiko geopolitik yakni panasnya hubungan antara AS dengan Iran menghantui jalannya perdagangan. Kemarin (6/8/2018), pemerintahan AS sudah mengumumkan sanksi bagi Iran yang akan mulai berlaku pada hari ini. Sanski tersebut merupakan kelanjutan dari keputusan Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan terkait nuklir pada Mei silam.
Ketika resmi berlaku nantinya, Iran akan dilarang untuk membeli dolar AS, mencegahnya untuk membeli emas dan logam mulia lainnya. Sanski dari AS juga menyasar sektor otomotif dari Iran, serta melarang ekspor karpet Persia dan pistachio.
Pada akhir tahun, sanksi dari AS akan menyasar ekspor minyak yang merupakan tulang punggung perekonomian Iran.
Lebih lanjut, hubungan AS dengan Korea Utara juga tidak baik pasca Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Korea Utara inkonsisten dalam memenuhi komitmennya melakukan denuklirisasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Bursa saham Benua Kuning mendapat suntikan energi dari positifnya laju Wall Street pada dini hari tadi: indeks Dow Jones naik 0,16%, indeks S&P 500 naik 0,35%, dan indeks Nasdaq naik 0,59%.
Laju Wall Street lebih didorong oleh sentimen domestik yaitu kinerja korporasi yang solid. Dari sektor keuangan, kontributor terbesar adalah kenaikan harga saham Berkshire Hathaway yang mencapai 2,34%.
Sementara itu, posisi kas dan setara kas pada akhir kuartal II-2018 adalah sebesar US$ 111,1 miliar. Dana ini bisa dipakai untuk melakukan aksi korporasi seperti akuisisi. Berkshire belum lagi melakukan akuisisi besar sejak Januari 2016 kala membeli perusahaan pembuat suku cadang pesawat terbang, Precision Castparts.
Di sisi lain, risiko geopolitik yakni panasnya hubungan antara AS dengan Iran menghantui jalannya perdagangan. Kemarin (6/8/2018), pemerintahan AS sudah mengumumkan sanksi bagi Iran yang akan mulai berlaku pada hari ini. Sanski tersebut merupakan kelanjutan dari keputusan Presiden AS Donald Trump untuk keluar dari kesepakatan terkait nuklir pada Mei silam.
Ketika resmi berlaku nantinya, Iran akan dilarang untuk membeli dolar AS, mencegahnya untuk membeli emas dan logam mulia lainnya. Sanski dari AS juga menyasar sektor otomotif dari Iran, serta melarang ekspor karpet Persia dan pistachio.
Pada akhir tahun, sanksi dari AS akan menyasar ekspor minyak yang merupakan tulang punggung perekonomian Iran.
Lebih lanjut, hubungan AS dengan Korea Utara juga tidak baik pasca Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuduh Korea Utara inkonsisten dalam memenuhi komitmennya melakukan denuklirisasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular