Biang Kerok Investasi Jeblok: Pembangunan Real Estate

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
06 August 2018 18:06
BPS mengungkapkan anjloknya sektor real estate selama kuartal II-2018 menjadi salah satu alasan pembentukan modal tetap bruto (PMTB)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan anjloknya sektor real estate selama kuartal II-2018 menjadi salah satu alasan pembentukan modal tetap bruto (PMTB) pada periode ini tumbuh melambat secara kuartal ke kuartal (q to q).

Berdasarkan data otoritas statistik, PMTB kuartal II-2018 hanya mampu tumbuh 5,34% dibandingkan kuartal sebelumnya yang mencapai 7,95%, meskipun sejatinya secara tahun ke tahun (yoy) masih tumbuh 5,87%.

Lantas, apa yang menyebabkan sektor tersebut kurang bergairah?

Berdasarkan Indeks Tendensi Bisnis (ITB) yang dirilis BPS, Senin (6/8/2018) kondisi bisnis terendah memang terjadi pada jenis lapangan usaha real estate. ITB real estate pada periode April - Juni 2018 mencapai 101,96 atau lebih rendah dari periode sama tahun lalu 103,75.

Ketika ITB suatu jenis lapangan usaha rendah, maka ada indikasi kondisi bisnis maupun optimisme pelaku usaha terhadap lapangan usaha tersebut menurun. Hal tersebut, yang masih akan didalami oleh otoritas statistik.

"Ini memang outputnya masuk di PMTB. Mungkin permintaan tidak banyak, mungkin orang berkantor sekarang tidak di kantor," kata Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BP Sri Soelistyowati.

Dari komponen PMTB, investasi di sektor bangunan pada kuartal II-2018 pun sedikit melambat, karena hanya tumbuh 5,02% atau lebih rendah dibandingkan periode sama tahun lalu maupun dari periode sama bulan sebelumnya.

"Real estate ini bangunan non tempat tinggal seperti kantor, mall. Turunnya cukup dalam. [....] Kami belum lakukan pendalaman soal ini," ungkap Sri.


(dru) Next Article PDB Kuartal III-2018 tumbuh 5,17% YoY

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular