
Diulas Sejumlah Broker, Harga Saham MARK Kok Loyo?
Monica Wareza, CNBC Indonesia
06 August 2018 13:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga perusahaan efek hari ini membuat riset khusus terhadap saham PT Mark Dynamics Indonesia Tbk (MARK) yang didorong oleh kinerja perseroan yang tumbuh relatif tinggi. Namun hal tersebut tidak bisa membuat harga saham perusahaan bergerak ke zona positif, malah terkoreksi.
Berdasarkan laporana keuangan kuartal I-2018, perseroan mengalami peningkatan laba bersih yang cukup signifikan mencapai 131,09% menjadi Rp 35,53 miliar dari Rp 15,80 year on year.
Kondisi ini menguntungkan MARK dan membuat kinerjanya hingga paruh pertama 2018 ini karena perusahaan menerima keuntungan atas apresiasi rupiah sebesar Rp 914,56 juta dari sebelumbya rugi Rp 514,61 juta.
Selain itu, langkah perusahaan dalam melakukan efisiensi biaya dengan memproduksi ready mix untuk konsumsi sendiri telah menghemat keuangan. Pertumbuhan pendapatan quarter on quarter (qoq) tumbuh 98,1% dari Rp 78 miliar pada kuartal pertama 2018 menjadi Rp 155 miliar di akhir Juni 2018.
Hal ini berdampak baik kepada marin laba kotor perusahaan yang dari 31,9% menjadi 41,7%. Berdampak juga pada peningkatan laba bersih perusahaan yang naik signifikan.
Sementara itu, pertumbuhan pendapatan perusahaan yang mencapai 46,94% juga dimotori oleh tingginya permintaan sarung tangan karet di Malaysia yang menjaid pasar ekspor utama MARK. Sesuai publikasi dari Malaysian Rubber Glove Manufacturers Association (MARGMA) pada tahun 2018 diperkirakan nilainya ekspornya meningkat 10%.
Tap Kapital Indonesia menyebutkan perseroan merupakan pemasok utama cetakan sarung tangan, dengan pasar utama Malaysia dan mengendalikan 35% pangsa pasar. Hingga semester pertama tahun 2018, nilai ekspor yang dicapai sebesar Rp 151,81 miliar yang mewakili 97,4% total pendapatan. Pencapaian ekspor ini meningkat 54,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Selain itu, MNC Sekuritas mengapresiasi langkah perusahaan untuk memperluas penetrasi pasarnya untuk menarik pelanggan baru dan tetap mempertahankan pelanggan lama. MARK berencana untuk menerapkan tindakan korporasi, seperti: reformasi mesin dan area pabrik yang lebih luas menghasilkan kualitas bekas tangan yang baik, dan juga perbaikan R & D yang terus-menerus kegiatan sehingga dapat mengurangi produksi dan operasional anggaran.
Perusahaan telah menyelesaikan proses pembelian lahan seluas 10 hektar yang berlokasi di Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Lahan tersebut akan digunakan untuk pengembangan pabrik di mana memperluas bisnis produk sanitasi. Pabrik tersebut ditargetkan akan beroperasi pada 2020 dengan harapan bahwa peningkatan kinerja kelestarian dapat berhasil secara signifikan selama beberapa tahun.
Ketiga sekuritas ini merekomendasikan buy untuk perusahaan ini. Erdhika Sekuritas menyebutkan hingga 30 Juni 2018 nilai buku per saham adalah sebesar Rp 252,60, dengan price to book value (PBV) sebesar 5,89 kali.
Sementara, Erdhika Sekuritas mempertahankan rekomendasi BELI kami dengan harga target yang ditingkatkan pada Rp2.540 (P / E 25.8X, PBV 7.9x) dengan mempertimbangkan potensi hasil yang kuat pada akhir 2018.
MNC Sekuritas merekomendasikan untuk mempertahankan buy dengan target harga Rp 2.240 berdasarkan model DCF (12,4% biaya ekuitas dan pertumbuhan terminal 4%), yang berarti 22,0x P / E FY18.
(hps/hps) Next Article Tingkatkan Likuiditas Saham, MARK Stock Split 1:5
Berdasarkan laporana keuangan kuartal I-2018, perseroan mengalami peningkatan laba bersih yang cukup signifikan mencapai 131,09% menjadi Rp 35,53 miliar dari Rp 15,80 year on year.
Erdhika Sekuritas menilai MARK memperoleh keuntungan dari pelemahan rupiah terhadap dolar karena hampir seluruh hasil produksi perusahaan atau hampir 97% dijual untuk ekspor. Dalam kurun waktu 2017-2018 The Fed sudah menaikan suku bunga hingga 150 bps, menyebabkan sejak awal tahun rupiahb sudah terdepresiasi 7%.
Kondisi ini menguntungkan MARK dan membuat kinerjanya hingga paruh pertama 2018 ini karena perusahaan menerima keuntungan atas apresiasi rupiah sebesar Rp 914,56 juta dari sebelumbya rugi Rp 514,61 juta.
Hal ini berdampak baik kepada marin laba kotor perusahaan yang dari 31,9% menjadi 41,7%. Berdampak juga pada peningkatan laba bersih perusahaan yang naik signifikan.
Sementara itu, pertumbuhan pendapatan perusahaan yang mencapai 46,94% juga dimotori oleh tingginya permintaan sarung tangan karet di Malaysia yang menjaid pasar ekspor utama MARK. Sesuai publikasi dari Malaysian Rubber Glove Manufacturers Association (MARGMA) pada tahun 2018 diperkirakan nilainya ekspornya meningkat 10%.
Tap Kapital Indonesia menyebutkan perseroan merupakan pemasok utama cetakan sarung tangan, dengan pasar utama Malaysia dan mengendalikan 35% pangsa pasar. Hingga semester pertama tahun 2018, nilai ekspor yang dicapai sebesar Rp 151,81 miliar yang mewakili 97,4% total pendapatan. Pencapaian ekspor ini meningkat 54,7% dibandingkan periode yang sama tahun 2017.
Selain itu, MNC Sekuritas mengapresiasi langkah perusahaan untuk memperluas penetrasi pasarnya untuk menarik pelanggan baru dan tetap mempertahankan pelanggan lama. MARK berencana untuk menerapkan tindakan korporasi, seperti: reformasi mesin dan area pabrik yang lebih luas menghasilkan kualitas bekas tangan yang baik, dan juga perbaikan R & D yang terus-menerus kegiatan sehingga dapat mengurangi produksi dan operasional anggaran.
Perusahaan telah menyelesaikan proses pembelian lahan seluas 10 hektar yang berlokasi di Tanjung Morawa, Sumatera Utara. Lahan tersebut akan digunakan untuk pengembangan pabrik di mana memperluas bisnis produk sanitasi. Pabrik tersebut ditargetkan akan beroperasi pada 2020 dengan harapan bahwa peningkatan kinerja kelestarian dapat berhasil secara signifikan selama beberapa tahun.
Ketiga sekuritas ini merekomendasikan buy untuk perusahaan ini. Erdhika Sekuritas menyebutkan hingga 30 Juni 2018 nilai buku per saham adalah sebesar Rp 252,60, dengan price to book value (PBV) sebesar 5,89 kali.
Sementara, Erdhika Sekuritas mempertahankan rekomendasi BELI kami dengan harga target yang ditingkatkan pada Rp2.540 (P / E 25.8X, PBV 7.9x) dengan mempertimbangkan potensi hasil yang kuat pada akhir 2018.
MNC Sekuritas merekomendasikan untuk mempertahankan buy dengan target harga Rp 2.240 berdasarkan model DCF (12,4% biaya ekuitas dan pertumbuhan terminal 4%), yang berarti 22,0x P / E FY18.
Pada perdagangan awal sesi II harga saham MARK tercatat turun 2,24% ke level Rp 1.530/saham. Volume transaksi tecatat sebanyak 613 ribu saham dengan nilai transaksi Rp 951,69 juta.
(hps/hps) Next Article Tingkatkan Likuiditas Saham, MARK Stock Split 1:5
Most Popular