Pertumbuhan Ekonomi RI Ciamik, Tapi Rupiah Rata-rata Air Saja

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
06 August 2018 12:03
Dolar AS Belum Berhenti Melaju
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Hal ini bisa jadi disebabkan oleh tarik-menarik dengan faktor global yang sebenarnya juga menjadi pemberat bagi rupiah. Dolar Amerika Serikat (AS) sampai saat ini belum mau berhenti menguat. Pada pukul 11:52 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) menguat 0,15%.



Dalam seminggu terakhir, indeks ini sudah menguat 0,89%. Sementara dalam sebulan terakhir penguatannya adalah 1,2% dan sejak awal tahun menanjak 3,3%. 

Dolar AS masih menguat seiring rilis data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam. Angka pengangguran periode Juli 2018 tercatat sebesar 3,9% atau turun dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 4%. 

Penciptaan lapangan kerja naik 157.000. Sementara jumlah orang yang ingin mencari kerja tetapi tidak mendapatkannya atau yang bekerja paruh waktu karena tidak bisa menemukan pekerjaan penuh waktu turun 0,3 poin persentase menjadi 7,5%, terendah sejak Maret 2001. Kemudian gaji per jam rata-rata naik 0,3% secara bulanan dan 2,7% secara tahunan.  

Data-data ketenagakerjaan yang lumayan bagus ini bisa membuat The Federal Reserve/The Fed kian yakin bahwa AS membutuhkan kenaikan suku bunga acuan yang lebih agresif. Kemungkinan kenaikan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018 semakin besar. 

Ditopang potensi kenaikan suku bunga acuan, dolar AS tentu mendapat obat kuat. Kenaikan suku bunga akan memancing arus modal berdatangan ke AS, sehingga menopang apresiasi kurs. 

Akibat 'tarik tambang' dua sentimen ini, dampaknya menjadi cenderung netral. Rupiah menguat, tetapi rata-rata air saja. Data positif pertumbuhan ekonomi menjadi minim efek karena keperkasaan dolar AS yang masih berlanjut. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular