
Pertumbuhan PDB Lampaui Ekspektasi, Pasar Obligasi Menguat
Irvin Avriano, CNBC Indonesia
06 August 2018 11:41

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah dibuka beragam dengan kecenderungan menguat tipis pada awal pekan ini. Penguatan terjadi menyambut pengumuman data pertumbuhan ekonomi siang ini.
Data Reuters menunjukkan harga dua seri acuan dari total empat surat berharga negara (SBN) acuan menguat. Empat seri acuan yang dimaksud adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun.
Dua seri acuan yang menguat adalah seri 5 tahun dan 15 tahun, yang sekaligus menekan tingkat imbal hasil (yield) kedua seri di pasar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
Yield seri 5 tahun turun 2 basis poin (bps) dan 15 tahun turun 1 bps menjadi 7,7% dan 8,14%. Besaran 100 bps setara dengan 1%. Dua seri acuan lain adalah seri 10 tahun yang yield-nya tidak sampai 1 bps dan 20 tahun yang yield-nya naik 1 bps, masing-masing mejadi 7,82% dan 8,19%.
Penguatan pasar obligasi (bond) rupiah pemerintah terjadi menyambut pengumuman data pertumbuhan ekonomi Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis ekonomi Indonesia pada kuartal II-2018 tumbuh 5,27% pada kuartal II-2018. Sebelumnya pada kuartal I-2018, ekonomi Indonesia tumbuh 5,06%.
Pengumuman itu lebih baik dari ekspektasi. Konsensus pelaku pasar yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi GDP kuartal II-2018 akan tumbuh 5,125% tahunan, 4,1% triwulanan, dan sepanjang 2018 perekonomian diprediksi tumbuh 5,16% ahunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 sebesar 5,27% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,125% YoY. Capaian ini juga mengalahkan posisi kuartal-I 2018 yang sebesar 5,06% YoY dan posisi kuartal-II 2017 yang sebesar 5,01% YoY.
Nilai tukar rupiah menguat tipis hingga siang ini, tepatnya 3 poin (0,02%) menjadi Rp 14.472 per dolar AS. Di pasar ekuitas, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 68 poin (1,13%) menjadi 6.075. Penguatan pasar obligasi hari ini juga terjadi menjelang lelang rutin besok.
Lelang akan digelar pemerintah terhadap surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) dengan target Rp 6 triliun. Dalam lelang SBSN terakhir 24 Juli, penawaran yang masuk Rp 9,88 triliun dan pemerintah melepas Rp 4,81 triliun surat utang dalam lelang tersebut.
Dalam lelang konvensional terakhir pada 31 Juli, permintaan yang masuk mencapai Rp 45,44 triliun dan jumlah yang dimenangkan pemerintah Rp 20 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article BI: PDB RI Bisa Tumbuh 6%, 5 Tahun ke Depan
Data Reuters menunjukkan harga dua seri acuan dari total empat surat berharga negara (SBN) acuan menguat. Empat seri acuan yang dimaksud adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 20 tahun.
Dua seri acuan yang menguat adalah seri 5 tahun dan 15 tahun, yang sekaligus menekan tingkat imbal hasil (yield) kedua seri di pasar. Pergerakan harga dan yield saling bertolak belakang di pasar sekunder.
![]() |
Pengumuman itu lebih baik dari ekspektasi. Konsensus pelaku pasar yang dikompilasi Tim Riset CNBC Indonesia memprediksi GDP kuartal II-2018 akan tumbuh 5,125% tahunan, 4,1% triwulanan, dan sepanjang 2018 perekonomian diprediksi tumbuh 5,16% ahunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018 sebesar 5,27% YoY, mengalahkan konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 5,125% YoY. Capaian ini juga mengalahkan posisi kuartal-I 2018 yang sebesar 5,06% YoY dan posisi kuartal-II 2017 yang sebesar 5,01% YoY.
Nilai tukar rupiah menguat tipis hingga siang ini, tepatnya 3 poin (0,02%) menjadi Rp 14.472 per dolar AS. Di pasar ekuitas, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tumbuh 68 poin (1,13%) menjadi 6.075. Penguatan pasar obligasi hari ini juga terjadi menjelang lelang rutin besok.
Lelang akan digelar pemerintah terhadap surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara) dengan target Rp 6 triliun. Dalam lelang SBSN terakhir 24 Juli, penawaran yang masuk Rp 9,88 triliun dan pemerintah melepas Rp 4,81 triliun surat utang dalam lelang tersebut.
Dalam lelang konvensional terakhir pada 31 Juli, permintaan yang masuk mencapai Rp 45,44 triliun dan jumlah yang dimenangkan pemerintah Rp 20 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/hps) Next Article BI: PDB RI Bisa Tumbuh 6%, 5 Tahun ke Depan
Most Popular