Jelang Rilis Data PDB, Kenapa Saham Bank Diburu Investor?

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 August 2018 09:58
Saham-saham emiten bank BUKU IV menjadi incaran investor pada perdagangan pertama di pekan ini.
Foto: Muhammad Luthfi Rahman
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten perbankan utamanya yang masuk dalam kategori BUKU IV menjadi incaran investor pada perdagangan pertama di pekan ini: PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA) naik 2%, PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) naik 1,04%, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) naik 0,64%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) naik 0,6%, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) naik 0,32%.

Seiring dengan kenaikan harga saham-saham emiten perbankan, indeks sektor jasa keuangan menguat sebesar 0,6% menjadikannya sektor dengan kontribusi terbesar bagi kenaikan IHSG.

Aksi beli atas saham-saham perbankan dilakukan investor menjelang rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal-II 2018. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2018 sebesar 5,125% YoY, lebih tinggi dibandingkan kuartal I-2018 yang sebesar 5,06% YoY maupun kuartal II-2017 yaitu 5,01% YoY.

Momentum Ramadan-Idul Fitri yang jatuh pada pertengahan Mei hingga pertengahan Juni diperkirakan menjadi motor pertumbuhan ekonomi RI kuartal lalu. Periode Ramadhan-Idul Fitri memang merupakan puncak dari konsumsi masyarakat Indonesia dan sangat berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.

Investor berharap bahwa akan ada kejutan dari rilis data tersebut. Jika data pertumbuhan ekonomi bisa mengalahkan atau setidaknya menyamai ekspektasi para ekonom, besar kemungkinan saham-saham emiten perbankan akan menjadi buruan, mengingat memang posisinya yang sangat sensitif terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Mereka pun mengantisipasinya dengan melakukan aksi beli terlebih dahulu.

Selain didorong oleh ekspektasi akan adanya kejutan dari rilis data pertumbuhan ekonomi, penguatan rupiah juga memotori aksi beli atas saham-saham emiten perbankan. Hingga berita ini diturunkan, rupiah menguat sebesar 0,09% melawan dolar AS ke level Rp 14.477.

Ketika rupiah menguat, risiko kenaikan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) menjadi turun.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Banyak Dana Murah, Bank BUKU IV Belum Bisa Memanfaatkan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular