
CAD Tekor di Atas US$ 25 M Pada 2018, BI Sebut Masih Aman
Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
03 August 2018 13:01

Jakarta, CNBC Indonesia - Defisit transaksi berjalan diperkirakan tekor di atas US$ 25 miliar di tahun 2018. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan pada 2017 yang sebesar US$ 17,5 miliar atau 1,73% dari PDB.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku walau lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut masih dalam batas aman dan terkendali.
"CAD memang lebih tinggi tahun ini dan kami sampaikan US$ 25 miliar atau lebih tapi itu masih dalam batas aman dan terkendali," kata Perry di Kompleks BI, Jumat (3/8/2018).
Kenaikan CAD menurut Perry dikarenakan derasnya impor bahan baku. Walaupun lebih tinggi, namun dalam sektor produktif.
Pada bagian lain, Perry mengatakan rasio intermediasi perbankan semakin baik. Per Juni 2018, kredit tumbuh menjadi 10,8% (tahunan). Bulan sebelumnya pertumbuhan kredit mencapai 10,1%.
"Kami optimistis kredit capai target di 10-12% di 2018," tuturnya.
Lebih jauh Perry mengatakan BI mewaspadai kenaikan bunga acuan AS atau Fed Fund Rate (FFR) akan naik pada September dan Desember. Sementara di 2019, akan ada kenaikan 3 kali lagi.
"Jadi 4 kali tahun ini. Dan tahun depan 3 kali. Ini sesuai ekspektasi kami," tutur Perry.
(dru/dru) Next Article Gubernur BI: Rupiah Masih Undervalue, Ada Potensi Menguat!
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengaku walau lebih tinggi dari tahun sebelumnya, namun angka tersebut masih dalam batas aman dan terkendali.
"CAD memang lebih tinggi tahun ini dan kami sampaikan US$ 25 miliar atau lebih tapi itu masih dalam batas aman dan terkendali," kata Perry di Kompleks BI, Jumat (3/8/2018).
Pada bagian lain, Perry mengatakan rasio intermediasi perbankan semakin baik. Per Juni 2018, kredit tumbuh menjadi 10,8% (tahunan). Bulan sebelumnya pertumbuhan kredit mencapai 10,1%.
"Kami optimistis kredit capai target di 10-12% di 2018," tuturnya.
Lebih jauh Perry mengatakan BI mewaspadai kenaikan bunga acuan AS atau Fed Fund Rate (FFR) akan naik pada September dan Desember. Sementara di 2019, akan ada kenaikan 3 kali lagi.
"Jadi 4 kali tahun ini. Dan tahun depan 3 kali. Ini sesuai ekspektasi kami," tutur Perry.
(dru/dru) Next Article Gubernur BI: Rupiah Masih Undervalue, Ada Potensi Menguat!
Most Popular