Dolar AS Serempet Rp 14.500, Rupiah Terlemah Kedua di Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
03 August 2018 12:29
Perang Dagang Surutkan Minat Investor
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Setelah kemarin didukung hasil rapat The Federal Reserve/The Fed, apresiasi dolar AS hari ini lebih disebabkan hawa perang dagang yang kembali memanas. Presiden Donald Trump dikabarkan segera mengumumkan rencana pengenaan bea masuk baru terhadap importasi produk-produk China senilai US$ 200 miliar. Produk-produk tersebut akan dikenakan bea masuk 25%, bukan 10% seperti rencana awal. 

China pun tidak gentar. Beijing menegaskan bahwa mereka siap membalas jika AS betul-betul menerapkan bea masuk itu. 

"Kami menyarankan AS memperbaiki sikap mereka dan tidak lagi melakukan pemerasan. Itu tidak akan berhasil," tegas Geng Shuang, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, dikutip dari Reuters. 

Jika perang dagang dalam skala besar benar-benar terjadi antara AS dan China, laju perekonomian dunia menjadi taruhannya. Isu ini membuat investor mundur teratur dari instrumen-instrumen berisiko di negara berkembang. Investor memilih bermain aman dan masuk ke aset-aset safe haven.  

Dolar AS menjadi pilihan karena mata uang ini dalam kadar tertentu relatif aman. Aliran dana pun masuk ke instrumen-instrumen berbasis greenback. 

Penguatan dolar AS yang seolah tiada henti membuat rupiah semakin defensif. Sejak awal tahun, rupiah sudah melemah 6% terhadap dolar AS. Depresiasi hari ini semakin menambah beban bagi mata uang Tanah Air.  

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular