Jika Dibiarkan Pelemahan Rupiah Bisa Makin Parah

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
02 August 2018 17:08
Sepanjang tahun berjalan, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah di kisaran 6%.
Foto: CNBC Indonesia
Jakarta, CNBC Indonesia - Sepanjang tahun berjalan, depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sudah di kisaran 6%. Namun, depresiasi mata uang Garuda sejatinya bisa lebih parah.

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri memandang, apabila bank sentral tidak menaikkan bunga acuan sebanyak 100 basis poin dalam dua bulan terakhir, bukan tidak mungkin depresiasi rupiah makin dalam.

Bahkan menurut Chatib, depresiasi nilai tukar bisa saja seperti Lira Turki maupun peso Argentina yang mengalami depresiasi paling dalam sepanjang tahun berjalan ini.

"Kalau BI tidak front loading, kita bisa saja seperti Turki atau Argentina," ungkap mantan Menteri Keuangan Chatib Basri saat berbincang dengan CNBC Indonesia, Kamis (2/8/2018).

Dalam kondisi saat ini, Chatib tak memungkiri, bahwa kondisi perekonomian global tengah mencari titik keseimbangan baru, sejalan dengan rencana bank sentral menaikkan bunga acuan secara agresif.


Hal tersebut dipicu dari membaiknya perekonomian negeri Paman Sam yang tercermin dari sejumlah indikator seperti tingkat pengangguran yang membaik, serta laju inflasi yang mulai solid.

Menurut Chatib, kondisi ini membuat aliran portofolio di sejumlah negara berkembang terpengaruh, tak terkecuali Indonesia. Jika tidak diantisipasi dengan kenaikan bunga acuan, maka pasar keuangan domestik akan semakin tidak menarik.

"Maka BI sudah tepat sekali menaikkan bunga acuan sebagai langkah antisipasi," jelasnya.



(dru) Next Article RI Kurangi Ketergantungan Dolar AS

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular