Industri Manufaktur Mulai Menggeliat, Kabar Baik Bagi PDB!

Raditya Hanung Prakoswa, CNBC Indonesia
01 August 2018 16:14
Industri manufaktur dalam negeri menggeliat di kuartal II-2018.
Foto: REUTERS/Willy Kurniawan
Jakarta, CNBC IndonesiaIndustri manufaktur dalam negeri menggeliat di kuartal II-2018. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang naik sebesar 4,36% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Capaian itu lebih cepat daripada pertumbuhan di kuartal II-2017 yang sebesar 3,89% YoY. Namun, apabila dibandingkan dengan periode April-Juni 2016 yang sebesar 5,01% YoY, pertumbuhan tahun ini masih lebih kecil.



Pertumbuhan produksi industri manufaktur besar dan sedang di kuartal II-2018 disokong oleh beberapa sektor yang tumbuh cukup solid, antara lain industri kulit dan alas kaki (+27,73% YoY), industri karet dan plastik (+17,28% YoY), industri minuman (+15,41% YoY), industri pakaian jadi (+14,63% YoY), dan industri alat angkutan lainnya (+12,34% YoY).

Dari data lainnya, pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil meningkat sebesar 4,93% YoY pada periode kuartal II-2018 ini. Catatan tersebut jauh mengungguli pertumbuhan di periode yang sama tahun lalu sebesar 2,50% YoY. Meski demikian, pertumbuhan kuartal lalu masih jauh di bawah pertumbuhan di kuartal II-2016 yang mencapai 6,56% YoY.

Lima sektor industri manufaktur mikro dan kecil yang tumbuh paling pesat di kuartal lalu adalah industri bahan kimia (+25.55% YoY), industri percetakan dan reproduksi media rekaman (+24,42% YoY), industri logam dasar (+22,70% YoY), industri peralatan listrik (+12,42% YoY), dan industri komputer dan barang elektronik (+8,46% YoY).

Lantas positifkah data ini terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang akan dirilis pada tanggal 6 Agustus 2018 mendatang? Pertama, perlu kita lihat sektor mana saja yang berkontribusi paling banyak terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Secara keseluruhan, industri manufaktur menyumbang Rp2.103,07 triliun bagi ekonomi Indonesia, atau sekitar 21,22% dari PDB RI tahun 2017.

Di tahun lalu, sektor industri manufaktur yang paling banyak memberikan sumbangan terhadap PDB RI adalah industri makanan dan minuman (6,45% PDB), industri komputer dan barang elektronik (2,08% PDB), industri alat angkutan (1,99% PDB), industri kimia dan farmasi (1,84% PDB), dan industri tekstil dan pakaian jadi (1,17% PDB).



Apabila 5 sektor utama di atas tumbuh dengan signifikan di kuartal II-2018, berarti pertumbuhan ekonomi RI pun bisa mendapat suntikan energi positif. Kabar baiknya, produksi industri makanan dan minuman yang berkontribusi paling besar bagi PDB RI, mampu tumbuh signifikan di kuartal lalu.

Produksi industri makanan besar dan sedang mampu tumbuh sebesar 8,6% YoY, sedangkan industri minuman besar dan sedang naik sebesar 15,41% YoY di kuartal II-2018. Di kelas industri kecil dan mikro, produksi industri makanan dan minuman pun masih mampu naik masing-masing sebesar 5,47% YoY dan 2,37% YoY.

Beralih ke industri pakaian jadi dan tekstil, produksi dari sektor ini juga tumbuh positif di kuartal II-2018. Produksi industri tekstil besar dan sedang naik 1,4% YoY, sedangkan produksi industri pakaian jadi besar dan sedang tumbuh 14,63% YoY.

Sementara itu, produksi industri alat angkutan lain besar dan sedang mampu tumbuh sebesar 12,34% YoY, meski produksi industri kendaraan bermotor besar dan sedang harus turun tipis 1,77% di kuartal II-2018.   

Sayangnya, produksi dua sektor yang lain tidak mampu sekencang tiga sektor yang telah disebutkan di atas, khususnya di kelas industri besar dan sedang. Namun, uniknya produksi di kelas mikro dan kecil-nya mampu tumbuh cukup solid.

Misalnya, produksi industri komputer dan barang elektronik besar dan sedang turun sebesar 8,85% YoY di periode April-Juni 2018. Sisi positifnya, produksi industri komputer dan barang elektronik mikro dan kecil masih mampu tumbuh sebesar 8,46% YoY di periode yang sama.

Kemudian, produksi industri bahan kimia besar dan sedang terkoreksi -4,94% YoY di kuartal lalu, namun di kelas mikro dan kecil mampu tumbuh sangat solid sebesar 25,55% YoY. Sebagai tambahan, sektor industri ini juga dibantu oleh pertumbuhan produksi industri farmasi dan obat-obatan besar dan sedang sebesar 8,04% YoY di periode yang sama.

Melihat data di atas, dapat disimpulkan bahwa ekspansi industri manufaktur RI sebenarnya cukup menggeliat di kuartal II-2018. Dengan kontribusinya yang mencapai seperlima dari PDB RI, sejatinya perkembangan ini mampu menyuntikkan energi positif bagi pertumbuhan ekonomi di tanah air.

Sekarang pertanyaannya, seberapa besar pertumbuhan ekonomi bisa terangkat akibat geliat manufaktur di kuartal II-2018? Perlu kita tunggu rilis data BPS pada awal pekan depan.




(RHG/dru) Next Article China Turunkan Angka Pertumbuhan 2017, Pertanda Buruk?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular