
Inflasi Sehat Bantu Rupiah Menguat 0,06% terhadap Euro
Arif Gunawan, CNBC Indonesia
01 August 2018 15:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah menguat terhadap mata uang tunggal Eropa Barat, Euro, di tengah terjaganya inflasi Indonesia dan munculnya indikasi pemulihan konsumsi masyarakat.
Data Reuters pada Rabu (1/8/2018) pukul 14:30 menunjukkan harga 1 euro dipatok di harga Rp 16.860 atau menguat tipis sebesar 0,06%, dibandingkan dengan posisi penutupan sehari sebelumnya pada 16.870.
Pelemahan euro terjadi di tengah masih lemahnya prospek perekonomian negara-negara zona Euro. Portugal melaporkan produksi sektor manufakturnya per kuartal pertama masih 14% di bawah posisi yang pernah dicapainya pada triwulan ketiga 2007.
Sementara itu, Italia, Yunani, dan Spanyol masih di kisaran 17%, 19%, dan 21%. Di tengah situasi demikian, bank sentral Eropa memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya bulan ini, dan membuka peluang untuk mempertahankan status quo tersebut sampai tahun depan.
Sementara, rupiah mendapatkan momentum positif berupa inflasi yang masih terkendali. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pada Juli 2018 terjadi inflasi sebesar 3,18% secara tahunan (year on year/YoY), lebih rendah dari median konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia sebesar 3,2%.
Secara bersamaan, konsumsi masyarakat terlihat membaik, terlihat dari naiknya inflasi inti sebesar 0,41% (bulanan), dan menyumbang andil inflasi paling besar di antara komponen lainnya (makanan bergejolak, harga diatur pemerintah, dan energi), yakni mencapai 0,06%.
Inflasi inti bulanan pada Juli 2018 bahkan lebih tinggi dibandingkan capaian bulan Juni 2018 yang sebesar 0,24% MtM. Padahal bulan Juni 2018 merupakan puncak konsumsi masyarakat, seiring datangnya periode Ramadhan-Idul Fitri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Pukul 15:00 WIB: Masih Melemah, Rupiah Sentuh Rp 14.115/US$
Data Reuters pada Rabu (1/8/2018) pukul 14:30 menunjukkan harga 1 euro dipatok di harga Rp 16.860 atau menguat tipis sebesar 0,06%, dibandingkan dengan posisi penutupan sehari sebelumnya pada 16.870.
![]() |
Sementara itu, Italia, Yunani, dan Spanyol masih di kisaran 17%, 19%, dan 21%. Di tengah situasi demikian, bank sentral Eropa memutuskan mempertahankan suku bunga acuannya bulan ini, dan membuka peluang untuk mempertahankan status quo tersebut sampai tahun depan.
Secara bersamaan, konsumsi masyarakat terlihat membaik, terlihat dari naiknya inflasi inti sebesar 0,41% (bulanan), dan menyumbang andil inflasi paling besar di antara komponen lainnya (makanan bergejolak, harga diatur pemerintah, dan energi), yakni mencapai 0,06%.
Inflasi inti bulanan pada Juli 2018 bahkan lebih tinggi dibandingkan capaian bulan Juni 2018 yang sebesar 0,24% MtM. Padahal bulan Juni 2018 merupakan puncak konsumsi masyarakat, seiring datangnya periode Ramadhan-Idul Fitri.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ags/roy) Next Article Pukul 15:00 WIB: Masih Melemah, Rupiah Sentuh Rp 14.115/US$
Most Popular