
Fokus Investor
Kinerja Sejumlah Emiten Tertekan, OJK Restui Akuisisi BDMN
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
01 August 2018 08:46

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menurun 1,52% ke level 5.936,44 pada perdagangan Selasa, 31 Juli 2018. Jika dibandingkan dengan bursa saham lainnya di kawasan Asia, performa IHSG jelas merupakan yang terburuk.
Di tengah penurunan IHSG tersebut, beberapa emiten mengumumkan kinerja yang tertekan meski beberapa lainnya tetap membukukan peningkatan.
Berikut adalah kinerja beberapa emiten dan aksi korporasi lain yang patut diperhatikan, sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia hari Rabu (1/8/2018).
1. Kinerja SMGR TertekanKinerja PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) pada kuartal II-2018 tertekan. Produksi semen nasional yang cenderung berlebih telah menekan penjualan perseroan khususnya untuk pasar domestik.
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih tercatat mengalami penurunan 11,1% menjadi Rp 971 miliar dibandingkan periode yang sama 2017 sebesar Rp 1,09 triliun. Pendapatan perseroan tercatat naik 4,7% ke menjadi Rp 13,31 triliun dari Rp 12,71 triliun. Namun, beban penjualan naik lebih besar 7,4% menjadi Rp 9,5 triliun dari Rp 8,86 triliun.
Sejalan dengan penurunan laba bersih, pendapatan perusahaan juga mengalami penyusutan sebesar 0,75% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, turun menjadi Rp 2,8 triliun dari Rp 2,82 triliun secara tahunan atau year-on-year (yoy).
Laba bersih perseroan meningkat 9,02% menjadi Rp 901,09 miliar dibandingkan periode yang sama Juni 2017 sebesar Rp 826,53 miliar. Berdasarkan laporan keuangan perseroan perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan bunga dan margin syariah yang mencapai Rp 5,8 triliun, meningkat dari Juni 2017 yang mencapai Rp 5,54 triliun.
MUFG mengakuisisi (secara langsung atau tidak langsung) saham tambahan sebesar 20,1% dari Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. (AFI) dan entitas terafiliasi lainnya. Hal ini merupakan bagian dari tahap 2 atas rencana transaksi yang diajukan sesuai dengan pengumuman MUFG Bank pada tanggal 26 Desember 2017.
Padahal pendapatan konsolidasi perusahaan meningkat 1% menjadi Rp 36 triliun sepanjang semester I-2018 lalu, dari Rp 35,65 triliun pada semester I-2017.
Penurunan kinerja sudah tercermin dari pos pendapatan yang turun 0,38% menjadi Rp 21,18 triliun dari sebelumnya Rp 21,26 triliun.
Meskipun beban umum-administrasi dan beban lain-lain berhasil berkurang, tetapi laba bruto perusahaan tetap turun 1,34% menjadi Rp 10,76 triliun dari sebelumnya Rp 10,91 triliun.
Kenaikan laba bersih perseroan ditopang dari pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 38,24 triliun di 30 Juni 2018 atau naik dari periode yang sama di 2017 yang hanya sebesar Rp 35,91 triliun.
(prm) Next Article SMGR Terpilih Sebagai Outstanding Company 2021 Dari Asiamoney
Di tengah penurunan IHSG tersebut, beberapa emiten mengumumkan kinerja yang tertekan meski beberapa lainnya tetap membukukan peningkatan.
Berikut adalah kinerja beberapa emiten dan aksi korporasi lain yang patut diperhatikan, sebagaimana dirangkum CNBC Indonesia hari Rabu (1/8/2018).
1. Kinerja SMGR Tertekan
Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih tercatat mengalami penurunan 11,1% menjadi Rp 971 miliar dibandingkan periode yang sama 2017 sebesar Rp 1,09 triliun. Pendapatan perseroan tercatat naik 4,7% ke menjadi Rp 13,31 triliun dari Rp 12,71 triliun. Namun, beban penjualan naik lebih besar 7,4% menjadi Rp 9,5 triliun dari Rp 8,86 triliun.
2. Laba CTRA Turun 48,1%
PT. Ciputra Development Tbk (CTRA) mengalami penurunan laba bersih sebesar 48,1% sepanjang semester I-2018. Laba tersebut turun menjadi Rp 176,20 miliar dari Rp 339,54 miliar pada semester I-2017.Sejalan dengan penurunan laba bersih, pendapatan perusahaan juga mengalami penyusutan sebesar 0,75% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya, turun menjadi Rp 2,8 triliun dari Rp 2,82 triliun secara tahunan atau year-on-year (yoy).
3. Laba BJBR Tumbuh Single Digit
Kinerja keuangan PT Bank Jabar dan Banten Tbk (BJBR) pada kuartal II-2018 tumbuh single digit. Kinerja laba perseroan ditopang pertumbuhan pendapatan bunga.Laba bersih perseroan meningkat 9,02% menjadi Rp 901,09 miliar dibandingkan periode yang sama Juni 2017 sebesar Rp 826,53 miliar. Berdasarkan laporan keuangan perseroan perolehan laba bersih tersebut ditopang oleh pendapatan bunga dan margin syariah yang mencapai Rp 5,8 triliun, meningkat dari Juni 2017 yang mencapai Rp 5,54 triliun.
4. OJK Restui MUFG Tingkatkan Kepemilikan Saham di BDMN
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan persetujuan kepada MUFG Bank, Ltd atau sebelumnya dikenal dengan The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd. untuk meningkatkan kepemilikan sahamnya di PT Bank Danamon Tbk (Bank Danamon) (BDMN) menjadi 40%.MUFG mengakuisisi (secara langsung atau tidak langsung) saham tambahan sebesar 20,1% dari Asia Financial (Indonesia) Pte. Ltd. (AFI) dan entitas terafiliasi lainnya. Hal ini merupakan bagian dari tahap 2 atas rencana transaksi yang diajukan sesuai dengan pengumuman MUFG Bank pada tanggal 26 Desember 2017.
5. Laba INDF Turun 12,7%
Laba PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) turun 12,7% pada periode yang berakhir pada Juni 2018. Nilai tersebut turun menjadi Rp 1,96 triliun dibandingkan dengan Rp 2,24 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.Padahal pendapatan konsolidasi perusahaan meningkat 1% menjadi Rp 36 triliun sepanjang semester I-2018 lalu, dari Rp 35,65 triliun pada semester I-2017.
6. Laba UNVR Turun Tipis
Laba PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) turun tipis 2,59% sepanjang semester I-2018 menjadi Rp 3,62 triliun.Penurunan kinerja sudah tercermin dari pos pendapatan yang turun 0,38% menjadi Rp 21,18 triliun dari sebelumnya Rp 21,26 triliun.
Meskipun beban umum-administrasi dan beban lain-lain berhasil berkurang, tetapi laba bruto perusahaan tetap turun 1,34% menjadi Rp 10,76 triliun dari sebelumnya Rp 10,91 triliun.
7. Laba BBRI Tumbuh 11%
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mencatat laba bersih sebesar Rp 14,93 triliun pada semester I-2018 atau periode 30 Juni 2018. Angka tersebut mengalami kenaikan 11% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2017 yang sebesar Rp 13,44 triliun.Kenaikan laba bersih perseroan ditopang dari pendapatan bunga bersih yang mencapai Rp 38,24 triliun di 30 Juni 2018 atau naik dari periode yang sama di 2017 yang hanya sebesar Rp 35,91 triliun.
8. Laba WIKA Naik 39,5%
Kinerja keuangan PT Wijaya Karya Tbk (Persero) Tbk (WIKA) pada semester I-2018 cukup memuaskan karena banyak mengerjakan Proyek Strategis Nasional (PSN). Laba bersih perseroan tercatat naik 39,5% menjadi Rp 632,52 miliar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 453,4 miliar.
(prm) Next Article SMGR Terpilih Sebagai Outstanding Company 2021 Dari Asiamoney
Most Popular