
Bank Sentral Jepang Masih Akomodatif, Bursa Asia Menguat
Houtmand P Saragih & Anthony Kevin, CNBC Indonesia
31 July 2018 16:51

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca dibuka di zona merah, bursa saham utama kawasan Asia ditutup di zona hijau pada perdagangan hari ini: indeks Nikkei naik 0,04%, indeks Shanghai naik 0,26%, indeks Strait Times naik 0,38%, dan indeks Kospi naik 0,08%.
Pelaku pasar merespon positif hasil keputusan Bank of Japan (BoJ). Dalam pertemuannya kali ini, BoJ masih setia dengan kebijakannya yang akomodatif. BOJ mempertahankan target imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun di kisaran 0% dan target suku bunga jangka pendek di posisi -0,1%.
Lebih lanjut, bank sentral Jepang tersebut akan membuat kerangka kebijakannya lebih fleksibel untuk target imbal hasil obligasi jangka panjang. Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip CNBC International, BOJ menjelaskan bahwa imbal hasil bisa naik atau turun hingga ke titik tertentu, tergantung dari perkembangan aktivitas ekonomi dan harga.
Kebijakan yang masih akomodatif tersebut dianggap sebagai pilihan terbaik kala risiko perang dagang bisa kembali meledak kapan saja.
Di sisi lain, sentimen negatif datang dari rilis data ekonomi di China yang mengecewakan. Pada pagi tadi, data manufacturing PMI periode Juli diumumkan di level 51,2, lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 51,3. Kemudian, non-manufacturing PMI untuk periode yang sama diumumkan di level 54, lebih rendah dari capaian bulan Juni yang sebesar 55.
Sejatinya, data di atas 50 mencerminkan adanya ekspansi dibandingkan periode sebelumnya. Namun, ekspansinya ternyata tak sekencang yang diharapkan oleh para ekonom.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Pelaku pasar merespon positif hasil keputusan Bank of Japan (BoJ). Dalam pertemuannya kali ini, BoJ masih setia dengan kebijakannya yang akomodatif. BOJ mempertahankan target imbal hasil obligasi pemerintah tenor 10 tahun di kisaran 0% dan target suku bunga jangka pendek di posisi -0,1%.
Lebih lanjut, bank sentral Jepang tersebut akan membuat kerangka kebijakannya lebih fleksibel untuk target imbal hasil obligasi jangka panjang. Dalam sebuah pernyataan resmi yang dikutip CNBC International, BOJ menjelaskan bahwa imbal hasil bisa naik atau turun hingga ke titik tertentu, tergantung dari perkembangan aktivitas ekonomi dan harga.
Di sisi lain, sentimen negatif datang dari rilis data ekonomi di China yang mengecewakan. Pada pagi tadi, data manufacturing PMI periode Juli diumumkan di level 51,2, lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 51,3. Kemudian, non-manufacturing PMI untuk periode yang sama diumumkan di level 54, lebih rendah dari capaian bulan Juni yang sebesar 55.
Sejatinya, data di atas 50 mencerminkan adanya ekspansi dibandingkan periode sebelumnya. Namun, ekspansinya ternyata tak sekencang yang diharapkan oleh para ekonom.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular