Obat Kuat Habis, Rupiah Loyo

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
31 July 2018 08:54
Kebijakan DMO Masih Meraba-raba, Rupiah Tak Berdaya
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Kemarin, rupiah masih selamat karena tertolong kabar pencabutan kewajiban pemenuhan pasokan domestik (Domestic Market Obligation/DMO) batu bara. Rupiah menjadi satu-satunya mata uang Asia yang menguat. 

Namun hari ini, obat kuat itu sudah habis. Pasalnya, kebijakan DMO sendiri masih sangat samar-samar. 

Pertama, kemungkinan DMO batu bara bukan dicabut, tetapi dikurangi kadarnya. Selama ini, kewajiban pemenuhan pasokan dalam negeri adalah rata-rata 25% dari total produksi. Rosan Roslani, Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, yang ikut dalam rapat pembahasan DMO mengungkapkan bahwa ke depan bisa saja opsi yang dipilih adalah menurunkan DMO menjadi kurang dari 25%. 

Kedua, kebijakan DMO (apapun yang dipilih) kemungkinan baru berlaku tahun depan, bukan sekarang atau dalam waktu dekat. Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman, menyebutkan kebijakan ini butuh pembahasan mendalam.  

"Jadi, kita mau lihat peluang berapa besar uang yang bisa kita dapat dari sini karena kita butuh ekspor. Ini kita lagi hitung. Kalaupun jadi, paling tahun depan baru bisa karena butuh sosialisasi, aturan-aturan. Kita hitung dulu, berapa banyak dampaknya pada penerimaan negara," papar Luhut. 

Kebijakan DMO batu bara yang masih meraba-raba membuat investor pikir-pikir untuk kembali masuk ke pasar keuangan Indonesia. Obat kuat itu sudah habis, dan rupiiah pun tidak punya pijakan kuat sehingga mudah terseret gelombang penguatan dolar AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular