Perlu Insentif Agar Dana Hasil Ekspor Pulang Kampung

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berharap para pengusaha bersedia mengembalikan dana hasil ekspor yang masih tersimpan di luar negeri agar dapat masuk ke Tanah Air. Hal itu bertujuan untuk mengurangi defisit transaksi berjalan (currenct account defisit/CAD).

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani menilai hal tersebut bukan hal yang mudah untuk dilakukan. Menurut dia, ada berbagai faktor yang membuat pengusaha masih menyimpan dana hasil ekspor di luar negeri.

"Kalau saya bilang, dari perbankan bukan cuma soal bunga yang lebih tinggi. Itu tidak ada artinya karena hanya berapa sih return-nya. Justu, kalau perbankan kami lihatnya adalah ada keringanan suku bunga untuk fasilitas-fasilitas seperti pinjaman untuk ekspor," jelas Shinta di Kantor Apindo, Senin (30/7/2018).

Dia merinci, ada pengusaha yang memang diwajibkan menaruh dana di luar negeri untuk melakukan ekspor. Selain itu, untuk importir bahan baku juga mengalami hal yang sama.

Dua hal itu yang menurut Shinta jadi alasan utama masih ada devisa hasil ekspor tersimpan di luar negeri. Oleh sebab itu, Shinta menyarankan pemerintah harus dapat memberi insentif yang dapat mendorong pengusaha untuk mengembalikan dana hasil ekspor.

"Kalau pemeritah mau menarik itu, apa benefitnya untuk pengusaha? Kalau dulu tax amnesty kan tujuannya untuk menarik kembali, kenyataannya tidak semua mau kembalikan ke sini. Nah harus dilihat saat itu kendalanya apa," jelas Shinta.

Perubahan aturan wajib memasok dalam negeri (domestic market obligation/DMO) dinilai Shinta menjadi salah satu bentuk insentif untuk mendukung hal itu. Sebab, bisnis sumber daya alam seperti batu bara masih menjadi penopang utama ekspor dalam negeri.

"Mereka [pengusaha] juga mau melihat situsasi di sini, ini pertimbangannya. Jadi harus ada insentif-insentif yang bisa diberikan pemerintah."

(dru) Next Article Ekonom: Aturan DHE BI Dapat Menarik Inflow, Tapi..