Ekonom: Aturan DHE BI Dapat Menarik Inflow, Tapi..

Anisa Sopiah, CNBC Indonesia
06 March 2023 07:20
Pekerja memperlihatkan uang dolar di salah satu gerai money changer di Jakarta, Senin (4/7/2022).  (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) resmi memberlakukan instrumen operasi moneter Term Deposit Valuta Asing Devisa Hasil Ekspor (TD Valas DHE) terhitung sejak 1 Maret 2023 lalu. Ini merupakan aturan yang ditunggu para pelaku pasar karena dapat memberikan jaminan suku bunga yang lebih kompetitif dengan suku bunga negara lain.

Pasalnya, selama ini banyak eksportir memilih menempatkan DHE mereka di Singapura karena suku bunga deposito yang lebih tinggi dari dalam negeri. Oleh karena itu, BI berharap dengan adanya kebijakan ini dapat mendorong kembalinya DHE tersebut ke dalam negeri mengingat suku bunga yang ditawarkan BI lebih tinggi dari Singapura.

Berdasarkan data dari Bahana Sekuritas suku bunga deposito valas yang diberikan BI berkisar antara 4,6% - 5,2% dengan tenor satu sampai enam bulan. Suku bunga tersebut lebih tinggi dari yang diberikan perbankan Singapura di kisaran 4,12% - 4,68%.

Namun, menurut Ekonom BCA David Sumual, kembalinya DHE ke dalam negeri dengan adanya kebijakan ini belum pasti terjadi. Hasilnya baru dapat terlihat sekitar 1 hingga 2 bulan ke depan.

"Harapannya begitu (mendorong masuknya dolar ke dalam negeri) karena suku bunga yang ditawarkan juga menarik. Namun, belum bisa dipastikan. Makanya nanti bisa kita lihat 1-2 bulan ke depan," terangnya kepada CNBC Indonesia, Jumat (3/3/2023).

Menurutnya selain kebijakan ini, pergerakan rupiah juga banyak terpengaruh perkembangan eksternal, utamanya terdampak dari kebijakan moneter The Fed.

"Rupiah banyak terpengaruh pada perkembangan eksternal, terutama terkait kebijakan moneter The Fed," lanjutnya.

Senada dengan David, Ekonom Bank Danamon Irman Faiz mengatakan kebijakan ini memang berpotensi untuk menarik dolar ke dalam negeri. Namun ia melihat, sejauh ini eksportir masih menunggu keputusan final dari hasil revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 1 Tahun 2019 yang mengatur tentang DHE.

"Untuk TD DHE valas sejauh ini kami lihat akan menarik inflow, namun kemungkinan masih terbatas menunggu kepastian dari revisi PP No 1/2019. Kita lihat pada lelang pertama kemarin dana dari rekening khusus DHE mulai masuk namun masih pada tenor pendek," jelasnya.

"Hal ini kami lihat eksportir juga masih wait n see akan aturan dari PP No 1/2019 yang final," lanjutnya.

Irman juga sepakat bahwa dampak dari kebijakan ini baru akan terlihat pada akhir bulan ini atau bulan depan. Tepatnya setelah kebijakan ini dilakukan dan pemerintah telah selesai merevisi PP No 1/2019.

"Dampaknya akan mulai terasa signifikan kemungkinan di akhir Maret atau April setelah implementasi lelang TD DHE beberapa waktu dan finalisasi PP dari pemerintah selesai," pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bahana Sekuritas menilai terlalu dini untuk menyimpulkan bahwa instrumen baru BI ini dapat menjadi game changer untuk membalikkan aliran dolar dalam waktu dekat.

"Karena suku bunga jangka pendek di AS dan Eropa masih dalam perjalanan naik, kemungkinan besar eksportir Indonesia akan tetap menunggu dan melihat sampai suku bunga stabil, yaitu ketika investor memiliki kejelasan yang lebih besar tentang prospek inflasi global dan moneter," tegas Satria dan tim dalam catatannya.

Namun, dia tetap melihat bahwa kebijakan ini mungkin akan mendorong cadangan devisa BI. Di sisi lain, Satria melihat jika dolar diinvestasikan kembali oleh BI di US Treasury atau rekening bank di luar negeri, maka instrumen BI ini mungkin berdampak baik pada fundamental dinamika penawaran-permintaan valas di Tanah Air, dengan bank lokal menerima limpahan dolar.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bawa Kabur Dolar AS ke LN, Begini Alibi Ratusan Eksportir!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular