Operasi Gabungan Fiskal-Moneter Kuatkan Rupiah

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
30 July 2018 08:41
Dolar AS Sejatinya Sedang Kuat
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Rupiah mampu melawan dolar AS yang sejatinya tengah menguat. Pada pukul 08:16 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi dolar AS terhadap enam mata uang utama) menguat 0,1%. 

Dolar AS mendapat momentum penguatan karena data pertumbuhan ekonomi Negeri Paman Sam pada kuartal II-2018. Kementerian Perdagangan mencatat ekonomi AS tumbuh mengesankan di 4% year-on-year (YoY) pada pembacaan pertama. Pencapaian ini menjadi yang tercepat sejak kuartal II-2014 yang sebesar 4,6% YoY, dan menjadi pertumbuhan ekonomi kuartalan tertinggi ketiga sejak krisis krisis keuangan global. 

Muncul persepsi laju perekonomian AS yang semakin cepat akan meyakinkan The Federal Reserve/The Fed untuk menaikkan suku bunga acuan lebih agresif. Kini kemungkinan kenaikan suku bunga acuan empat kali menjadi kian terbuka. Lebih banyak dibandingkan proyeksi pasar sebelumnya yaitu tiga kali. 

Rilis data ini membuat pelaku pasar kian percaya memegang greenback. Mengutip Reuters, investor menaikkan posisi kepemilikan dolar AS jangka panjang menjadi US$ 21,85 miliar pada akhir pekan lalu. Naik dibandingkan pekan sebelumnya yang sebesar US$ 19,74 miliar dan menjadi yang tertinggi sejak Januari 2017. 

Saat memegang untuk jangka panjang, investor percaya bahwa sebuah mata uang punya potensi menguat pada masa mendatang. Situasi ini tentunya semakin menekan mata uang global. 

Selain itu, pelaku pasar juga mulai merapat ke dolar AS jelang rapat bulanan The Fed yang hasilnya diumumkan pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Probabilitas kenaikan suku bunga acuan bulan ini memang kecil, hanya 3% menurut CME Fedwatch.  

Namun investor ingin melihat kejelasan arah kebijakan moneter ke depan, apakah pengetatan moneter akan semakin terkonfirmasi. Pasalnya, CME Fedwatch melihat kemungkinan kenaikan suku bunga acuan pada September sangat besar yaitu mencapai 91% untuk kenaikan 25 basis poin dan 2,8% untuk kenaikan 50 basis poin. 

Perkembangan ini semakin membuat dolar AS menjadi buruan. Akibatnya, greenback begitu perkasa dan menghantam mata uang Asia. 

(aji/aji)
Pages

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular