
Meski Menguat di Kurs Acuan, Dolar AS Belum Tembus Rp 14.500
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
27 July 2018 10:48

Rata-rata mata uang Asia mampu memanfaatkan posisi dolar AS yang kembali defensif setelah sempat menguat. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) melemah 0,06% pada pukul 10:14 WIB.
Investor percaya diri masuk ke pasar Asia setelah tersiar kabar bahwa Kementerian Perdagangan AS tetap akan melakukan penyelidikan terhadap impor otomotif asal Uni Eropa, tetapi hasilnya tidak akan ditindaklanjuti dalam waktu dekat. Hal ini seiring kesepakatan 'gencatan senjata' perang dagang AS-Uni Eropa setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker.
"Kami sudah mendapat perintah dari Presiden untuk melanjutkan investigasi. Namun tidak akan ada implementasi kebijakan karena kami sedang dalam proses negosiasi," ungkap Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS, dikutip dari Reuters.
Sebelumnya, AS berniat mengenakan bea masuk terhadap impor otomotif dan suku cadangnya dengan alasan menjaag kepentingan nasional. Membanjirnya produk impor dinilai mematikan industri dalam negeri dan mempersempit lapangan kerja.
"Kami memberi ancaman bea masuk dan sepertinya berhasil. Jika tidak ada ancaman itu, maka kita tidak bisa seperti sekarang,"lanjut Ross, merujuk pada kesepakatan dengan Uni Eropa.
Situasi damai ini membuat investor sepertinya percaya diri untuk masuk ke aset-aset berisiko di Asia. Ini membuat berbagai mata uang Asia menguat terhadap greenback.
(aji/aji)
Investor percaya diri masuk ke pasar Asia setelah tersiar kabar bahwa Kementerian Perdagangan AS tetap akan melakukan penyelidikan terhadap impor otomotif asal Uni Eropa, tetapi hasilnya tidak akan ditindaklanjuti dalam waktu dekat. Hal ini seiring kesepakatan 'gencatan senjata' perang dagang AS-Uni Eropa setelah pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker.
"Kami sudah mendapat perintah dari Presiden untuk melanjutkan investigasi. Namun tidak akan ada implementasi kebijakan karena kami sedang dalam proses negosiasi," ungkap Wilbur Ross, Menteri Perdagangan AS, dikutip dari Reuters.
"Kami memberi ancaman bea masuk dan sepertinya berhasil. Jika tidak ada ancaman itu, maka kita tidak bisa seperti sekarang,"lanjut Ross, merujuk pada kesepakatan dengan Uni Eropa.
Situasi damai ini membuat investor sepertinya percaya diri untuk masuk ke aset-aset berisiko di Asia. Ini membuat berbagai mata uang Asia menguat terhadap greenback.
(aji/aji)
Next Page
Mengapa Rupiah Masih Melemah?
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular