
Raksasa Menara Telekomunikasi, China Tower IPO Rp 126 T
Ester Christine Natalia, CNBC Indonesia
24 July 2018 19:46

Hong Kong, CNBC Indonesia - Badan Usaha Milik Negara (BUMN) milik China yaitu China Tower, yang merupakan operator tower telekomunikasi terbesar di dunia, pada hari Selasa (24/7/2018) mengumumkan akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) dengan nilai emisi US$ 8,7 miliar (setara Rp 126 triliun) di Hong Kong. Nilai emisi tersebut tercatat sebagai yang terbesar secara global dalam empat tahun terakhir.
China Tower akan menawarkan 43,1 miliar lembar saham secara global dengan kisaran harga HK$ 1,26 (Rp 2.328) sampai HK$ 1,58 per lembar dengan kalkulasi harga yang diprediksi tanggal 1 Agustus dan akan melantai di bursa saham Hong Kong tanggal 8 Agustus.
IPO tersebut akan menjadi yang terbesar sejak Alibaba melantai di bursa saham New York tahun 2014 dengan IPO sebesar US$25 miliar (Rp 362,4 triliun), menurut data yang dikumpulkan Bloomberg News dan dikutip AFP.
Hillhouse Capital, afiliasi dari China National Petroleum Corp dan Taobao yang merupakan anak usaha Alibaba, kabarnya ada di antara 10 investor dasar.
Perusahaan mengatakan dalam acara peluncuran IPO di Hong Kong bahwa "perusahaan internasional dan perusahaan raksasa domestik" ada di antara investor dasar.
"Potensi untuk bekerjasama dengan Alibaba itu luar biasa. Kami memiliki tingkat komunikasi serta pemahaman tertentu," tambah Tong Jilu selaku Kepala dan Direktur Eksekutif China Tower ketika berbicara di acara yang diselenggarakan di Conrad Hotel Hong Kong.
China Tower dibentuk dari penggabungan operasi BUMN bernama China Mobile, China Unicorn dan China Telecom di tahun 2014 dalam sebuah usaha gabungan (joint venture) besar untuk merampingkan industri.
Hong Kong berupaya menjadi sebuah destinasi untuk IPO-IPO besar setelah "dilecehkan" oleh melantainya Alibaba di luar negeri tahun 2014.
Namun, transaksi China Tower muncul di tengah kemerosotan di bursa Hong Kong seraya patokan Indeks Hang Seng diperdagangkan turun sekitar 6% dari awal tahun ini.
Produsen ponsel pintar (smartphone) asal China Xiaomi juga melantai di bursa saham itu bulan lalu dengan harga saham paling rendah dari kisaran yang diperkirakan, sehingga menghasilkan valuasi mengecewakan yakni hampir setengah dari targetnya.
(hps/hps) Next Article Update dari Telkom, Ini Waktu Pelaksanaan IPO Mitratel
China Tower akan menawarkan 43,1 miliar lembar saham secara global dengan kisaran harga HK$ 1,26 (Rp 2.328) sampai HK$ 1,58 per lembar dengan kalkulasi harga yang diprediksi tanggal 1 Agustus dan akan melantai di bursa saham Hong Kong tanggal 8 Agustus.
IPO tersebut akan menjadi yang terbesar sejak Alibaba melantai di bursa saham New York tahun 2014 dengan IPO sebesar US$25 miliar (Rp 362,4 triliun), menurut data yang dikumpulkan Bloomberg News dan dikutip AFP.
Perusahaan mengatakan dalam acara peluncuran IPO di Hong Kong bahwa "perusahaan internasional dan perusahaan raksasa domestik" ada di antara investor dasar.
"Potensi untuk bekerjasama dengan Alibaba itu luar biasa. Kami memiliki tingkat komunikasi serta pemahaman tertentu," tambah Tong Jilu selaku Kepala dan Direktur Eksekutif China Tower ketika berbicara di acara yang diselenggarakan di Conrad Hotel Hong Kong.
China Tower dibentuk dari penggabungan operasi BUMN bernama China Mobile, China Unicorn dan China Telecom di tahun 2014 dalam sebuah usaha gabungan (joint venture) besar untuk merampingkan industri.
Hong Kong berupaya menjadi sebuah destinasi untuk IPO-IPO besar setelah "dilecehkan" oleh melantainya Alibaba di luar negeri tahun 2014.
Namun, transaksi China Tower muncul di tengah kemerosotan di bursa Hong Kong seraya patokan Indeks Hang Seng diperdagangkan turun sekitar 6% dari awal tahun ini.
Produsen ponsel pintar (smartphone) asal China Xiaomi juga melantai di bursa saham itu bulan lalu dengan harga saham paling rendah dari kisaran yang diperkirakan, sehingga menghasilkan valuasi mengecewakan yakni hampir setengah dari targetnya.
(hps/hps) Next Article Update dari Telkom, Ini Waktu Pelaksanaan IPO Mitratel
Most Popular