Berencana Restrukturisasi, Ini Rincian Utang Bakrie Sumatera

Tito Bosnia, CNBC Indonesia
23 July 2018 16:30
Saat ini perseroan sedang melakukan pembahasan secara proaktif dan intensif dengan kreditur untuk menyelesaikan pinjaman yang telah jatuh tempo tersebut.
Foto: Thomson Reuters Foundation / Michael Taylor
Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP), salah satu anak usaha Bakrie Gorup, berencana merestrukturisasi utang besar-besaran hingga Rp 7 triliun dengan mekanisme debt to equity swap atau skema konversi utang menjadi saham pada tahun ini.

Nilai tersebut merupakan setengah dari total utang yang dimiliki perseroan saat ini seniali Rp 13,9 triliun diluar restrukturisasi yang berhasil dilakukan dengan penerbitan saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) senilai Rp 338,48 miliar pada Juni 2018.

Menurut laporan keuangan UNSP 2017, utang jangka panjang terbesar perseroan salah satunya melalui pinjaman jangka panjang dari Credit Suisse AG Cabang Singapura senilai Rp 5,68 triliun pada tahun 2005 silam melalui entitas anak PT Domas Agrointi Prima (DAP).

Pinjaman fasilitas kredit tersebut masing-masing sebesar US$ 210 juta pada 2005 dan direstrukturisasi pada 21 Juni 2011 melalui perubahan perjanjian kredit. Saat ini perseroan sedang melakukan pembahasan secara proaktif dan intensif dengan kreditur untuk menyelesaikan pinjaman yang telah jatuh tempo tersebut.


Pada tanggal 27 Oktober 2011 dengan kreditur yang sama perseroan menerima fasilitas pinjaman sebesar US$ 227,5 juta dan US$ 10 juta dan berujung pada tanggal 4 November 2016 perseroan menerima surat pemberitahuan dari Credit Suisse AG karena menunggak pelunasan pokok dan bunga tertunggak.

Perseroan hingga saat ini juga sedang melakukan pembahasan secara proaktif dan insentif dengan kreditur tersebut untuk dapat merestrukturisasi utang-utangnya.

Sementara itu, perseroan juga memiliki wesel bayar yang dijamin pelunasannya terhubung dengan harga saham senilai Rp 1,06 triliun pada tahun buku 2017. Perseroan mengalami kegagalan atas pembayaran bunga sejak tanggal 4 September 2014.

Namun, hingga saat ini belum ada tindak lanjut atas kondisi gagal bayar tersebut yang dilakukan oleh pemegang wesel bayar melalui Bank of New York sebagai wali amanat.

Lalu utang jangka panjang terbesar lainnya yaitu kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) senilai Rp 962,12 miliar, Verdant Capital Pte Ltd senilai Rp 526,2 miliar hingga kepada Filini Investments Inc senilai Rp 1,16 triliun.

Perseroan juga memiliki utang usaha dengan pihak ketiga senilai Rp 405,97 miliar atas pembelian bahan baku, bahan kimia, pupuk, suku cadang dan peralatan yang memiki jangka waktu maksimal lebih dari 90 hari.
(hps) Next Article Bakrie Plantations Konversi Piutang Anak Usaha Jadi Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular