
The Fed Agresif Naikkan Suku Bunga, Bursa Saham Asia Melemah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
19 July 2018 17:30

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham utama kawasan Asia ditutup melemah pada perdagangan hari ini: indeks Hang Seng turun 0,38%, indeks Nikkei turun 0,13%, indeks Kospi turun 0,34%, dan indeks Shanghai turun 0,51%.
Semakin mencuatnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali oleh the Federal Reserve membuat pelaku pasar menghindari instrumen berisiko seperti saham.
Dalam testimoninya di hadapan House Financial Services Committee kemarin (18/7/2018), Gubernur the Federal Reserve Jerome Powell mengulangi apa yang disampaikannya di hadapan Senate Banking Committee pada hari Selasa (17/7/2018) bahwa bank sentral masih akan menaikkan suku bunga acuan secara bertahap.
Pasca testimoni Powell kemarin, probabilitas the Fed menaikkan suku bunga acuan sebanyak 4 kali pada tahun ini naik menjadi 58,2% dari posisi sebelumnya yang sebesar 56,2%.
Di sisi lain, probabilitas bahwa the Fed hanya akan menaikkan sebanyak 3 kali pada tahun ini turun menjadi 31,8%, dari yang sebelumnya 34,9%. Artinya, semakin banyak pelaku pasar yang percaya bahwa akan ada kenaikan sebanyak 2 kali lagi di sisa tahun ini (4 kali secara total).
Kemudian, mengecewakannya data ekspor-impor Jepang ikut membebani bursa saham Benua Kuning. Sepanjang bulan Juni, ekspor Jepang tercatat tumbuh sebesar 6,7% YoY, lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 7% YoY. Sementara itu, impor hanya tumbuh 2,5% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 7% YoY. Hal ini mengindikasikan lambatnya laju perekonomian Jepang.
Lebih lanjut, ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) di bulan Juni turun untuk kali pertama dalam 17 bulan terakhir. Ekspor ke AS turun 0,9% YoY karena penurunan pengiriman mobil dan peralatan manufaktur semikonduktor, dua produk ekspor terpenting bagi Jepang.
Sementara itu, impor dari AS turun 2,1% YoY akibat penurunan impor minyak mentah, pesawat, dan batu bara. Alhasil, surplus dagang Jepang dengan AS berada di posisi 590,3 miliar yen (Rp 75,7 triliun), naik 0,5% secara tahunan.
Naiknya surplus dagang dengan AS menimbulkan ketakutan bahwa pemerintahan Trump akan terus mendesak Jepang untuk mengambil langkah konkret dalam menurunkan surplus dagangnya dengan Negeri Paman Sam.
Isu perang dagang pun kembali hangat dirasakan.
(ank/roy) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Semakin mencuatnya persepsi mengenai kenaikan suku bunga acuan sebanyak 4 kali oleh the Federal Reserve membuat pelaku pasar menghindari instrumen berisiko seperti saham.
Di sisi lain, probabilitas bahwa the Fed hanya akan menaikkan sebanyak 3 kali pada tahun ini turun menjadi 31,8%, dari yang sebelumnya 34,9%. Artinya, semakin banyak pelaku pasar yang percaya bahwa akan ada kenaikan sebanyak 2 kali lagi di sisa tahun ini (4 kali secara total).
Kemudian, mengecewakannya data ekspor-impor Jepang ikut membebani bursa saham Benua Kuning. Sepanjang bulan Juni, ekspor Jepang tercatat tumbuh sebesar 6,7% YoY, lebih rendah dari konsensus yang dihimpun oleh Reuters sebesar 7% YoY. Sementara itu, impor hanya tumbuh 2,5% YoY, jauh di bawah konsensus yang sebesar 7% YoY. Hal ini mengindikasikan lambatnya laju perekonomian Jepang.
Lebih lanjut, ekspor Jepang ke Amerika Serikat (AS) di bulan Juni turun untuk kali pertama dalam 17 bulan terakhir. Ekspor ke AS turun 0,9% YoY karena penurunan pengiriman mobil dan peralatan manufaktur semikonduktor, dua produk ekspor terpenting bagi Jepang.
Sementara itu, impor dari AS turun 2,1% YoY akibat penurunan impor minyak mentah, pesawat, dan batu bara. Alhasil, surplus dagang Jepang dengan AS berada di posisi 590,3 miliar yen (Rp 75,7 triliun), naik 0,5% secara tahunan.
Naiknya surplus dagang dengan AS menimbulkan ketakutan bahwa pemerintahan Trump akan terus mendesak Jepang untuk mengambil langkah konkret dalam menurunkan surplus dagangnya dengan Negeri Paman Sam.
Isu perang dagang pun kembali hangat dirasakan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Kabar Baik China vs Buruk Dari Amerika, Bursa Asia Bervariasi
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular