
Laba Bank Mandiri Semester I-2018 Naik 28,7% Jadi Rp 12,2 T
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
19 July 2018 16:05

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) mencatatkan laba bersih Ro 12,2 triliun pada semester I -2018. Angka ini naik 28,7% dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp 9,5 triliun.
"Perolehan ini disebabkan oleh perbaikan yang positif dibanding tahun sebelumnya, meskipun ada ketidakpastian global,"ujar Direktur Bank Mandiri Hery Gunardi di Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Pertumbuhan laba Bank Mandiri terutama didorong fee based income sebesar Rp12,9 Triliun, atau tumbuh 18,1% secara tahunan (YoY) yang diiringi dengan penurunan biaya CKPN 15,4% (YoY).
Selain itu, biaya operasional berhasil terus ditekan dan hanya tumbuh satu digit berkat penerapan prinsip efisiensi secara konsisten di seluruh proses bisnis. Di samping itu, Bank Mandiri juga secara konsisten terus memperbaiki kualitas kredit produktif, antara lain melalui strategi collection yang efektif.
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross 3,13% dan margin bunga bersih atau nett interest margin (NIM) turun dari 5,88% jadi 5,7%.
Hingga kuartal II-2018, Bank Mandiri berhasil salurkan kredit Rp 762,5 triliun atau tumbuh 11,8%. Adapun DPK tumbuh 5,5% menjadi Rp 803 triliun.
Hery melanjutkan, bisnis Bank Mandiri senantiasa berorientasi pada penciptaan nilai tambah. Hal ini terlihat dari komposisi portofolio kredit dimana 78,2% bersifat produktif, dan hanya 21,8% yang bersifat konsumtif.
Hingga Juni 2018, penyaluran kredit investasi Bank Mandiri mencapai Rp206,4 triliun, tumbuh 7,2% secara yoy, sedangkan kredit modal kerja naik 9,8% menjadi Rp 318,5 triliun.
"Pada triwulan II-2018, dana murah Bank Mandiri mencapai Rp 519 triliun dengan rasio dana murah terhadap total DPK tercatat sebesar 64,60%, nilai tersebut meningkat 20 bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Hery.
"Pertumbuhan itu ditopang oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 25,9 triliun menjadi Rp 332,1 triliun, dan kenaikan giro sebesar Rp 2,7 triliun menjadi Rp 186,7 triliun. Sedangkan biaya dana Bank Mandiri non-konsolidasi juga berhasil diturunkan menjadi 2,63% dari posisi akhir Juni tahun lalu yang mencapai 2,93%."
(roy/roy) Next Article Diisukan Caplok Bank Permata, Ini Jawaban Bank Mandiri
"Perolehan ini disebabkan oleh perbaikan yang positif dibanding tahun sebelumnya, meskipun ada ketidakpastian global,"ujar Direktur Bank Mandiri Hery Gunardi di Jakarta, Kamis (19/7/2018).
Pertumbuhan laba Bank Mandiri terutama didorong fee based income sebesar Rp12,9 Triliun, atau tumbuh 18,1% secara tahunan (YoY) yang diiringi dengan penurunan biaya CKPN 15,4% (YoY).
Rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross 3,13% dan margin bunga bersih atau nett interest margin (NIM) turun dari 5,88% jadi 5,7%.
Hingga kuartal II-2018, Bank Mandiri berhasil salurkan kredit Rp 762,5 triliun atau tumbuh 11,8%. Adapun DPK tumbuh 5,5% menjadi Rp 803 triliun.
Hery melanjutkan, bisnis Bank Mandiri senantiasa berorientasi pada penciptaan nilai tambah. Hal ini terlihat dari komposisi portofolio kredit dimana 78,2% bersifat produktif, dan hanya 21,8% yang bersifat konsumtif.
Hingga Juni 2018, penyaluran kredit investasi Bank Mandiri mencapai Rp206,4 triliun, tumbuh 7,2% secara yoy, sedangkan kredit modal kerja naik 9,8% menjadi Rp 318,5 triliun.
"Pada triwulan II-2018, dana murah Bank Mandiri mencapai Rp 519 triliun dengan rasio dana murah terhadap total DPK tercatat sebesar 64,60%, nilai tersebut meningkat 20 bps dibandingkan periode yang sama tahun lalu," ujar Hery.
"Pertumbuhan itu ditopang oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 25,9 triliun menjadi Rp 332,1 triliun, dan kenaikan giro sebesar Rp 2,7 triliun menjadi Rp 186,7 triliun. Sedangkan biaya dana Bank Mandiri non-konsolidasi juga berhasil diturunkan menjadi 2,63% dari posisi akhir Juni tahun lalu yang mencapai 2,93%."
(roy/roy) Next Article Diisukan Caplok Bank Permata, Ini Jawaban Bank Mandiri
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular