IBFN Multifinance Milik Halex Halim yang Terlilit Utang

Gita Rossiana, CNBC Indonesia
19 July 2018 11:35
Kesulitan mendera perusahaan ini karena diterpa gejolak nilai tukar rupiah sehingga bukan hanya utang dari bank syariah yang bermasalah.
Foto: ibf.co.id
Jakarta, CNBC Indonesia - Malang nasib PT Intan Baruprana Finance Tbk (IBFN) yang baru akan mengembangkan bisnis pembiayaan syariah sudah tertimpa tangga. Kesulitan mendera perusahaan ini karena diterpa gejolak nilai tukar rupiah sehingga bukan hanya utang dari bank syariah yang bermasalah, tapi juga utang dari bank konvensional yang berbentuk dolar.

Siapa sebenarnya IBFN sehingga berani menghimpun pendanaan dari 10 bank di tanah air dan sekarang kesulitan membayar?

Intan Baruprana Finance didirikan pada 4 September 1991 dan memulai kegiatan komersial pada tahun 1997. Kantor pusat IBFN berlokasi di Cilincing.
Pada tahun 2003, IBFN diakuisisi oleh PT Intraco Penta Tbk (INTA).

Intraco Penta merupakan perusahaan milik Halex Halim yang mendirikan UD Intraco Penta pada 1970. Perusahaan penyedia alat berat, distribusa dan jasa pemeliharaan. Intraco Penta saat ini tercatat sebagai pemegang alat berat VOLVO, SDLG, Bobcat, Doosan, Mahindra Tractors dan Sinotruk.

Seiring perjalanan waktu waktu, pada tahun 2010, IBFN mendirikan unit Bisnis Syariah untuk mendukung ekspansi usaha. Kemudian, pada 11 Desember 2014, IBFN memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO). Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 22 Desember 2014.

Ruang lingkup kegiatan IBFN adalah kegiatan pembiayaan di bidang leasing, anjak piutang dan pembiayaan konsumen. Fokus utama pembiayaan IBFN adalah pembiayaan alat berat baru maupun bekas, perbaikan dan pemeliharaan, serta fasilitas pendukung operasional pelanggan baik secara konvensional maupun syariah.

Sampai kuartal I-2018, IBFN mencatat kerugian sebesar Rp 56,48 miliar pada kuartal I-2018. Nilai tersebut menurun dibandingkan pencapaian laba bersih pada kuartal I-2017 yang mencapai Rp 227,42 juta.

Perseroan juga mencatat liabilitas sebesar Rp 1,97 triliun pada kuartal I-2018. Dari jumlah tersebut, utang ke perbankan mencapai Rp 892,15, yakni sebanyak Rp 429,06 miliar kepada bank konvensional dan Rp 463,09 miliar kepada bank syariah. Selain itu, terdapat pula utang kepada lembaga keuangan Rp 53,92 miliar, beban medium term notes sebesar Rp 334,17 miliar dan beban lainnya.

Utang tersebut sudah mulai dicicil oleh IBFN. Tercatat, pembayaran utang bank pada kuartal I-2018 tercatat sebesar Rp 5,04 miliar. Namun pembayaran utang tersebut menurun dibandingkan kuartal I-2017 yang mencapai Rp 50,91 miliar.

Pembayaran utang-utang bank tersebut dilakukan kepada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Indonesia Eximbank, PT. Bank MNC International Tbk, PT. Bank Mestika Dharma Tbk, PT. Bank SBI Indonesia, PT. Bank MNC International Tbk, PT. Bank Artha Graha Tbk, PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk dan PT. Bank Syariah Mandiri.
(Gita Rossiana/hps) Next Article Tersandera Utang, Intan Baruprana Rugi Rp 56,48 M

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular