
Ditekan Luar-Dalam, Rupiah Melemah di Kurs Acuan
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
19 July 2018 10:33

Sementara dari dalam negeri, investor menantikan hasil Rapat Dewan Gubenur Bank Indonesia (RDG BI) edisi Juli 2018. Siang ini, BI akan mengumumkan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih akan menahan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate di 5,25%. Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 di antaranya memperkirakan 'hold'. Hanya dua yang memperkirakan ada kenaikan 25 basis poin menjadi 5,5%. Median konsensus ada di 5,25%.
Meski mayoritas suara pasar memperkirakan suku bunga ditahan, bukan berarti tidak ada kemungkinan untuk dinaikkan. Sebab, pelemahan rupiah yang sudah mencapai 5,6% sejak awal tahun bisa saja memaksa BI untuk kembali menaikkan suku bunga acuan.
Jika sampai ada kejutan dari BI (misalnya dengan kenaikan suku bunga), maka rupiah akan mendapatkan dorongan yang signifikan. Kenaikan suku bunga akan memancing arus modal asing untuk masuk ke Indonesia, dan ini bisa menjadi fondasi penguatan rupiah yang kemudian berdampak positif bagi IHSG.
Namun bila masih ditahan pun tetap sesuai dengan ekspektasi pasar. Artinya tidak ada dampak negatif yang tercipta, karena sudah diperhitungkan.
Apalagi BI sudah menaikkan suku bunga acuan cukup agresif, 100 basis poin dalam 3 bulan terakhir. Tentu pasar memaklumi bila BI membutuhkan jeda untuk kenaikan berikutnya, kalau memang ada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan Bank Indonesia (BI) masih akan menahan suku bunga acuan 7 day reverse repo rate di 5,25%. Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, 10 di antaranya memperkirakan 'hold'. Hanya dua yang memperkirakan ada kenaikan 25 basis poin menjadi 5,5%. Median konsensus ada di 5,25%.
Meski mayoritas suara pasar memperkirakan suku bunga ditahan, bukan berarti tidak ada kemungkinan untuk dinaikkan. Sebab, pelemahan rupiah yang sudah mencapai 5,6% sejak awal tahun bisa saja memaksa BI untuk kembali menaikkan suku bunga acuan.
Jika sampai ada kejutan dari BI (misalnya dengan kenaikan suku bunga), maka rupiah akan mendapatkan dorongan yang signifikan. Kenaikan suku bunga akan memancing arus modal asing untuk masuk ke Indonesia, dan ini bisa menjadi fondasi penguatan rupiah yang kemudian berdampak positif bagi IHSG.
Namun bila masih ditahan pun tetap sesuai dengan ekspektasi pasar. Artinya tidak ada dampak negatif yang tercipta, karena sudah diperhitungkan.
Apalagi BI sudah menaikkan suku bunga acuan cukup agresif, 100 basis poin dalam 3 bulan terakhir. Tentu pasar memaklumi bila BI membutuhkan jeda untuk kenaikan berikutnya, kalau memang ada.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular