
Merespons The Fed dan Menunggu BI, Rupiah Terlemah di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 July 2018 12:40

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah sejak pembukaan hingga tengah hari ini. Faktor eksternal dan domestik sama-sama menekan rupiah.
Pada Rabu (18/7/2018) pukul 12:04 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.408. Rupiah melemah 0,3%.
Rupiah sudah melemah sejak pembukaan pasar, yaitu 0,14%. Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah kian dalam.
Posisi terlemah rupiah berada di Rp 14.408/US$. Sementara terkuatnya di Rp 14.385/US$. Untuk mendapatkan informasi seputar kurs dolar AS, silakan klik di sini.
Tidak hanya rupiah, mata uang utama Asia pun tidak berdaya di hadapan dolar AS. Namun dengan depresiasi 0,3%, rupiah jadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Benua Kuning.
Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 12:11 WIB, mengutip Reuters:
Dolar AS kian melaju. Pada pukul 12:13 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS secara relatif terhadap enam mata uang utama) menguat 0,16%. Indeks ini terus menguat sejak tadi malam.
Greenback mendapat angin segar dari pidato Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, di hadapan Senat AS. Dalam pidatonya, Powell kembali menegaskan bahwa bank sentral masih dalam jalur menaikkan suku bunga secara bertahap.
Meski hal ini sudah diantisipasi oleh pasar sejak rapat The Fed pertengahan Juni lalu, tetapi masih menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Pelaku pasar semakin yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.
Sentimen ini berhasil membuat dolar AS digdaya dan menjadi raja mata uang dunia. Penguatan dolar AS terjadi secara luas, termasuk di Asia. Rupiah pun menjadi korbannya.
Namun, mengapa rupiah melemah lebih dalam ketimbang mata uang Asia lainnya?
Pada Rabu (18/7/2018) pukul 12:04 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.408. Rupiah melemah 0,3%.
Rupiah sudah melemah sejak pembukaan pasar, yaitu 0,14%. Seiring perjalanan pasar, depresiasi rupiah kian dalam.
![]() |
Tidak hanya rupiah, mata uang utama Asia pun tidak berdaya di hadapan dolar AS. Namun dengan depresiasi 0,3%, rupiah jadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Benua Kuning.
Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 12:11 WIB, mengutip Reuters:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 112,99 | -0,12 |
Yuan China | 6,70 | -0,03 |
Won Korea Selatan | 1.128,90 | -0,26 |
Dolar Taiwan | 30,57 | -0,13 |
Dolar Hong Kong | 7,85 | 0,00 |
Rupee India | 68,48 | -0,09 |
Dolar Singapura | 1,37 | -0,11 |
Baht Thailand | 33,32 | -0,06 |
Peso Filipina | 53,43 | -0,08 |
Dolar AS kian melaju. Pada pukul 12:13 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi dolar AS secara relatif terhadap enam mata uang utama) menguat 0,16%. Indeks ini terus menguat sejak tadi malam.
Greenback mendapat angin segar dari pidato Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, di hadapan Senat AS. Dalam pidatonya, Powell kembali menegaskan bahwa bank sentral masih dalam jalur menaikkan suku bunga secara bertahap.
Meski hal ini sudah diantisipasi oleh pasar sejak rapat The Fed pertengahan Juni lalu, tetapi masih menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Pelaku pasar semakin yakin bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu tiga kali.
Sentimen ini berhasil membuat dolar AS digdaya dan menjadi raja mata uang dunia. Penguatan dolar AS terjadi secara luas, termasuk di Asia. Rupiah pun menjadi korbannya.
Namun, mengapa rupiah melemah lebih dalam ketimbang mata uang Asia lainnya?
Next Page
Pasar Tunggu Keputusan BI
Pages
Most Popular