Mau Rilis Laporan Keuangan Semester I, Saham BTN Naik 3,28%
Houtmand P Saragih, CNBC Indonesia
18 July 2018 11:38
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) pada perdagangan hari ini naik tinggi jelang penyampaian laporan keuangan semester I-2018. Aktivitas perdagangan saham bank penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) terbesar ini cukup ramai dilakukan investor.
Harga saham BBTN tercatat naik 3,28% ke level harga Rp 2.520/saham, nilai transaksi tercatat mencapai Rp 72,15 miliar dari volume saham yang ditransaksikan sebanyak 28,88 juta saham.
Menurut rencana perseroan akan menyampaikan laporan keuangan semester I-2018 pada Rabu (18/7/2018) sore ini. Pada kuartal I-2018, Bank BTN mencatatkan laba bersih Rp 684 miliar. Angka ini naik 15,13% dibandingkan laba kuartal I-2018 sebesar Rp 594 miliar.
(hps) Next Article Analis: Cermati Gerak Saham BBTN Pekan Ini
Menurut rencana perseroan akan menyampaikan laporan keuangan semester I-2018 pada Rabu (18/7/2018) sore ini. Pada kuartal I-2018, Bank BTN mencatatkan laba bersih Rp 684 miliar. Angka ini naik 15,13% dibandingkan laba kuartal I-2018 sebesar Rp 594 miliar.
Ekonom dari PT Bank Central Asia (BCA) Tbk David Sumual mengatakan laba industri perbankan pada semester I-2018 diprediksi bisa bertumbuh 6-10%. Bank buku III dan IV masih menjadi kontributor utama dari pertumbuhan laba tersebut.
Menurut David, bank BUKU III dan BUKU IV memang lebih kuat dari segi penyaluran kredit sehingga bisa menopang pertumbuhan laba. Sementara bank BUKU I dan BUKU II masih harus melewati fase konsolidasi akibat tekanan NPL di masa lalu.
"Bank BUKU II dan BUKU I masih harus menambah modal untuk meng-cover NPL," ujar David.
Sementara itu, pertumbuhan kredit masih menjadi penopang pertumbuhan laba perbankan. Perbankan, menurut David mulai perlahan melakukan ekspansi kredit dan mulai meninggalkan fase konsolidasi. "Akhir tahun, kredit bisa tumbuh 10-12% atau worst case di angka 8-10%," ucap dia.
"Bank BUKU II dan BUKU I masih harus menambah modal untuk meng-cover NPL," ujar David.
Sementara itu, pertumbuhan kredit masih menjadi penopang pertumbuhan laba perbankan. Perbankan, menurut David mulai perlahan melakukan ekspansi kredit dan mulai meninggalkan fase konsolidasi. "Akhir tahun, kredit bisa tumbuh 10-12% atau worst case di angka 8-10%," ucap dia.
(hps) Next Article Analis: Cermati Gerak Saham BBTN Pekan Ini
Most Popular