Rupiah Melemah Terdalam Kedua Asia

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
18 July 2018 08:37
Paparan Bos The Fed Dongrak Dolar AS
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki
Dolar AS masih melanjutkan keperkasaannya, yang terjadi sejak tadi malam. Pada pukul 08:28 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback terhadap enam mata uang utama) menguat 0,07%. 

Laju dolar AS kali ini didorong oleh paparan Jerome Powell, Gubernur The Federal Reserve/The Fed, di depan Senat AS. Meski tanpa kejutan, papan Powell tetapi menegaskan bahwa The Fed kemungkinan besar akan mengeksekusi dua kali kenaikan suku bunga lagi, sehingga menjadi empat kali sepanjang 2018. Lebih banyak dari perkiraan awal yaitu tiga kali. 

"Data-data terkini sangat mengesankan. Lapangan kerja tumbuh cepat, pendapatan masyarakat meningkat, optimisme di level rumah tangga telah mengangkat konsumsi dalam beberapa bulan terakhir. Investasi oleh dunia usaha juga tumbuh sehat," papar Powell, mengutip Reuters. 

Data teranyar adalah produksi industri AS yang naik 0,6% secara bulanan pada Juni 2018. Jauh membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi (minus) 0,5%. Data ini semakin memberi konfirmasi bahwa perekonomian AS berjalan di jalur yang benar. 

Jika peluang kenaikan suku bunga yang lebih agresif semakin besar, maka itu akan menjadi sentimen positif bagi dolar AS. Kenaikan suku bunga akan membuat investor semakin tertarik dengan instrumen berbasis dolar AS karena menjanjikan keuntungan lebih. Greenback pun akan mendapat pijakan untuk menguat. 

Kemudian, sikap Powell yang menolak khawatir dengan perang dagang juga menjadi pendorong penguatan dolar AS. Powell menyebutkan bahwa penerapan kenaikan bea masuk mungkin bukan pendekatan yang tepat dan perekonomian AS bisa terkena dampak negatif jika itu dilakukan terlalu lama.  

Namun pada akhirnya, Powell menyatakan bahwa hasil dari kebijakan ini bisa positif bila posisi tawar AS membuat negara-negara lain menurunkan bea masuknya. Nantinya akan tercipta perdagangan global yang lebih sehat dengan bea masuk yang rendah. 

"Powell menyingkirkan kekhawatiran soal perang dagang. Investor menantikan apakah Powell akan menyinggung soal itu, dan ketika hasilnya demikian maka menjadi lampu hijau untuk membeli dolar AS," kata Boris Schlossberg, Director of FX Strategy di BK Aset Management yang berbasis di New York, seperti dikutip Reuters. 

Hasil akhir dari sentimen ini adalah dolar AS yang menguat terhadap berbagai mata uang dunia. Rupiah pun ikut terseret dalam gelombang keperkasaan greenback.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular