
Survei Perbankan BI
Likuditas Mengetat, Bank Pikir-pikir Salurkan Kredit
Alfado Agustio, CNBC Indonesia
17 July 2018 19:23

Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada triwulan II-2018 diperkirakan naik hingga 89,2%. Kenaikan ini didorong oleh pertumbuhan deposito dan tabungan yang signifikan menyentuh hampir 60%.
Namun pada triwulan III-2018, diperkirakan hanya tabungan yang terus melesat tumbuh. Pasalnya kenaikan suku bunga acuan akan mendorong suku bunga yang ditawarkan bank jauh lebih tinggi.
Sementara itu, deposito justru diperkirakan akan turun hingga menyentuh 13,2%. Adanya kecenderungan masyarakat yang membutuhkan dana likuid, mendorong mereka ikut menaruh dana yang dimiliki di tabungan.
Sementara dalam hal instrumen investasi, nampaknya deposito saat ini bukan menjadi pilihan utama sehingga diperkirakan pertumbuhannya akan melambat. Akibatnya, pada triwulan III-2018, pertumbuhan DPK akan melambat dan hanya sekitar 88,3%.
Intuisi bank semakin diuji pada sisa tahun 2018
Dengan kondisi permintaan kredit baru yang naik, sebenarnya menjadi peluang bank untuk menangguk keuntungan yang lebih tinggi. Namun, dengan risiko suku bunga kredit yang naik seiring dengan kenaikan suku bunga acuan, maka dihadapkan pada pilihan bisnis yang cukup sulit.
Di sisi lain, tingkat likuiditas pun semakin mengetat, sehingga bank semakin berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya.
Situasi ini tentu bisa menyebabkan perekonomian Indonesia bisa melambat di sisa tahun 2018. Untuk mencegah hal itu, bank-bank perlu meningkatkan intuisi mereka dalam menyalurkan kredit. Tindakan antisipatif dalam menyalurkan kredit memang wajar, namun tidak berarti bank menyalurkan kredit dengan persentase kecil.
Salah satu hal yang harus dilakukan, bank-bank harus meningkatkan kemampuan mereka terutama dalam hal pendampingan kepada para calon nasabah kredit. Jika merujuk pada indeks lending standar, kredit modal kerja dan investasi menjadi jenis kredit yang paling diantisipasi.
Melalui optimilisasi pendampingan serta monitoring, proyeksi kredit macet bisa dicegah ke depannya. Di sisi lain, hal ini pun ikut berdampak kepada penyaluran kredit yang tetap stabil selama tahun berjalan di 2018.
(roy)
Namun pada triwulan III-2018, diperkirakan hanya tabungan yang terus melesat tumbuh. Pasalnya kenaikan suku bunga acuan akan mendorong suku bunga yang ditawarkan bank jauh lebih tinggi.
Sementara itu, deposito justru diperkirakan akan turun hingga menyentuh 13,2%. Adanya kecenderungan masyarakat yang membutuhkan dana likuid, mendorong mereka ikut menaruh dana yang dimiliki di tabungan.
Sementara dalam hal instrumen investasi, nampaknya deposito saat ini bukan menjadi pilihan utama sehingga diperkirakan pertumbuhannya akan melambat. Akibatnya, pada triwulan III-2018, pertumbuhan DPK akan melambat dan hanya sekitar 88,3%.
Intuisi bank semakin diuji pada sisa tahun 2018
Dengan kondisi permintaan kredit baru yang naik, sebenarnya menjadi peluang bank untuk menangguk keuntungan yang lebih tinggi. Namun, dengan risiko suku bunga kredit yang naik seiring dengan kenaikan suku bunga acuan, maka dihadapkan pada pilihan bisnis yang cukup sulit.
Situasi ini tentu bisa menyebabkan perekonomian Indonesia bisa melambat di sisa tahun 2018. Untuk mencegah hal itu, bank-bank perlu meningkatkan intuisi mereka dalam menyalurkan kredit. Tindakan antisipatif dalam menyalurkan kredit memang wajar, namun tidak berarti bank menyalurkan kredit dengan persentase kecil.
Salah satu hal yang harus dilakukan, bank-bank harus meningkatkan kemampuan mereka terutama dalam hal pendampingan kepada para calon nasabah kredit. Jika merujuk pada indeks lending standar, kredit modal kerja dan investasi menjadi jenis kredit yang paling diantisipasi.
Melalui optimilisasi pendampingan serta monitoring, proyeksi kredit macet bisa dicegah ke depannya. Di sisi lain, hal ini pun ikut berdampak kepada penyaluran kredit yang tetap stabil selama tahun berjalan di 2018.
(roy)
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular