
Rupiah Melemah 5,7% Sejak Awal Tahun, Ini Sebabnya
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
17 July 2018 12:22

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih melemah sepanjang tahun ini. Faktor eksternal dan domestik berkontribusi terhadap pelemahan rupiah.
Sepanjang 2018, rupiah sudah melemah 5,7% di hadapan dolar AS. Di antara mata uang utama Asia, hanya rupee India yang depresiasinya lebih dalam ketimbang rupiah.
Kalau melihat sebagian besar mata uang Asia yang juga melemah, maka terlihat bagaimana dolar AS begitu perkasa. Greenback menjadi raja mata uang dunia.
Hal ini tidak lepas dari kebijakan moneter Negeri Adidaya yang ketat. Tahun ini, kemungkinan besar Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menaikkan suku bunga acuan sebanyak empat kali. Lebih banyak dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu tiga kali.
Kebijakan moneter ketat ditempuh untuk menghindarkan perekonomian AS dari ancaman overheating. Data-data perekonomian AS menunjukkan pemulihan sudah semakin terlihat.
Terakhir, penjualan ritel meningkat 0,5% secara month-to-month (MtM) pada Juni 2018, sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun Reuters. Sementara itu, data penjualan ritel periode Mei 2018 direvisi meningkat sebesar 1,3% MtM dari sebelumnya dibacakan sebesar 0,8% MtM.
Secara tahunan, data penjualan ritel AS Juni 2018 tercatat meningkat 6,6%. Pertumbuhan tahunan sebesar itu merupakan yang tertinggi sejak lebih dari 6 tahun yang lalu.
Kemudian, data pertumbuhan penjualan ritel inti (mengeluarkan komponen penjualan kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, bahan bangunan, dan jasa makanan) tercatat tidak mengalami perubahan pada Juni 2018. Penjualan ritel inti Mei 2018 direvisi tumbuh 0,8% MtM dari sebelumnya 0,5% MtM.
Penjualan ritel inti berkorelasi paling dekat dengan komponen pengeluaran konsumen dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) AS. Data ini kembali menegaskan bahwa pengeluaran konsumen AS akan terakselerasi lebih cepat di kuartal II-2018 sehingga membuat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pun membaik.
Proyeksi terakhir The Fed pada 16 Juli memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 sebesar 4,5%. Naik dibandingkan proyeksi yang dibuat pada 11 Juli yaitu 3,9%. Jauh lebih cepat dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya 2%.
Jerome Powell, Gubenur The Fed, berjanji untuk menjaga perekonomian AS dari ancaman overheating kala dia dilantik menggantikan Janet Yellen. Cara paling ampuh untuk menjaga itu adalah dengan menjangkar ekspektasi inflasi melalui kenaikan suku bunga acuan.
Sepanjang 2018, rupiah sudah melemah 5,7% di hadapan dolar AS. Di antara mata uang utama Asia, hanya rupee India yang depresiasinya lebih dalam ketimbang rupiah.
![]() |
Kalau melihat sebagian besar mata uang Asia yang juga melemah, maka terlihat bagaimana dolar AS begitu perkasa. Greenback menjadi raja mata uang dunia.
Kebijakan moneter ketat ditempuh untuk menghindarkan perekonomian AS dari ancaman overheating. Data-data perekonomian AS menunjukkan pemulihan sudah semakin terlihat.
Terakhir, penjualan ritel meningkat 0,5% secara month-to-month (MtM) pada Juni 2018, sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun Reuters. Sementara itu, data penjualan ritel periode Mei 2018 direvisi meningkat sebesar 1,3% MtM dari sebelumnya dibacakan sebesar 0,8% MtM.
Secara tahunan, data penjualan ritel AS Juni 2018 tercatat meningkat 6,6%. Pertumbuhan tahunan sebesar itu merupakan yang tertinggi sejak lebih dari 6 tahun yang lalu.
Kemudian, data pertumbuhan penjualan ritel inti (mengeluarkan komponen penjualan kendaraan bermotor, bahan bakar minyak, bahan bangunan, dan jasa makanan) tercatat tidak mengalami perubahan pada Juni 2018. Penjualan ritel inti Mei 2018 direvisi tumbuh 0,8% MtM dari sebelumnya 0,5% MtM.
Penjualan ritel inti berkorelasi paling dekat dengan komponen pengeluaran konsumen dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) AS. Data ini kembali menegaskan bahwa pengeluaran konsumen AS akan terakselerasi lebih cepat di kuartal II-2018 sehingga membuat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan pun membaik.
Proyeksi terakhir The Fed pada 16 Juli memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2018 sebesar 4,5%. Naik dibandingkan proyeksi yang dibuat pada 11 Juli yaitu 3,9%. Jauh lebih cepat dibandingkan kuartal sebelumnya yang hanya 2%.
Jerome Powell, Gubenur The Fed, berjanji untuk menjaga perekonomian AS dari ancaman overheating kala dia dilantik menggantikan Janet Yellen. Cara paling ampuh untuk menjaga itu adalah dengan menjangkar ekspektasi inflasi melalui kenaikan suku bunga acuan.
Next Page
The Fed Tanpa Lawan
Pages
Most Popular