
Perbaiki Tingkat Profitabilitas Dulu, BSM Target IPO 2019
Gita Rossiana, CNBC Indonesia
16 July 2018 16:34

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Syariah Mandiri (BSM) mematangkan rencana melakukan penawaran umum saham perdana (initial public offering/IPO) pada akhir 2019. Penetapan waktu tersebut berdasarkan pertimbangan situasi politik dan ekonomi Indonesia yang diperkirakan akan mulai membaik.
Direktur BSM Ade Cahyo Nugroho menjelaskan, pertimbangan perseroan untuk melakukan IPO pada akhir 2019 adalah karena momentum. "Momentumnya setelah mendapat persetujuan dari Bank Mandiri dan setelah proses Pilpres dan Pilkada selesai," ujar dia di Plaza Mandiri, Senin (16/7/2018).
Selain itu, perseroan juga menunggu kinerja perusahaan yang lebih baik. "Kalau masalah NPF sudah selesai, tinggal mengejar profitabilitas,"terang dia.
Sementara itu, Ade Cahyo menjelaskan, untuk bisa melakukan IPO, perseroan harus meningkatkan tingkat pengembalian atau keuntungan dari ekuitas (return on equity/ ROE) lebih dahulu. ROE menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dengan menggunakan ekuitas sendiri.
Ade menjelaskan, seharusnya ROE BSM bisa ditingkatkan hingga 12%-15%. Jika mencapai ROE tersebut, BSM bisa masuk ke pasar modal dengan kondisi profitabilitas yang baik.
"Kalau ROE tinggi, maka harga IPO bisa maksimal sehingga pendanaan IPO juga maksimal," terang dia.
Selain memaksimalkan ROE, BSM juga harus bertumbuh baik sebelum melakukan IPO. Ade mengungkapkan, aset BSM pada kuartal I-2018 sudah menembus Rp 93 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 80 triliun.
(hps) Next Article IPO 2019, Aset BSM Ditargetkan Tembus Rp 100 Triliun
Direktur BSM Ade Cahyo Nugroho menjelaskan, pertimbangan perseroan untuk melakukan IPO pada akhir 2019 adalah karena momentum. "Momentumnya setelah mendapat persetujuan dari Bank Mandiri dan setelah proses Pilpres dan Pilkada selesai," ujar dia di Plaza Mandiri, Senin (16/7/2018).
Selain itu, perseroan juga menunggu kinerja perusahaan yang lebih baik. "Kalau masalah NPF sudah selesai, tinggal mengejar profitabilitas,"terang dia.
Ade menjelaskan, seharusnya ROE BSM bisa ditingkatkan hingga 12%-15%. Jika mencapai ROE tersebut, BSM bisa masuk ke pasar modal dengan kondisi profitabilitas yang baik.
"Kalau ROE tinggi, maka harga IPO bisa maksimal sehingga pendanaan IPO juga maksimal," terang dia.
Selain memaksimalkan ROE, BSM juga harus bertumbuh baik sebelum melakukan IPO. Ade mengungkapkan, aset BSM pada kuartal I-2018 sudah menembus Rp 93 triliun, naik dari periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp 80 triliun.
(hps) Next Article IPO 2019, Aset BSM Ditargetkan Tembus Rp 100 Triliun
Most Popular