
Ikuti Jejak Bursa Regional, IHSG ke Zona Merah
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 July 2018 09:28

Jakarta, CNBC Indonesia - Mengekor pergerakan bursa saham regional, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah sebesar 0,11% ke level 5.950,43. Kini, pelemahan IHSG sudah melebar menjadi 0,22% ke level 5.931,18.
Rilis data-data ekonomi di China membuat bursa saham kawasan Asia, termasuk IHSG, tak bisa berbuat banyak. Pada kuartal-II 2018, perekonomian China tercatat tumbuh sebesar 6,7% YoY, sama dengan konsensus yang dihimpun oleh Reuters.
Penjualan barang-barang rilis periode Juni tumbuh sebesar 9% YoY, juga sama dengan konsensus. Namun, output industri untuk periode Juni hanya tumbuh sebesar 6% YoY, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 6,5% YoY.
Tak adanya kejutan positif dari rilis data-data tersebut membuat pelaku pasar bermain defensif dengan melepas instrumen berisiko seperti saham. Apalagi, aura perang dagang antara AS dengan Uni Eropa semakin memanas.
Menjelang pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump menyebut Uni Eropa sebagai musuh di bidang perdagangan. Dikutip dari BBC, Trump mengatakan ada banyak musuh dari AS termasuk Rusia dan China, namun dirinya menempatkan Uni Eropa di posisi teratas.
"Saya rasa Uni Eropa merupakan sebuah musuh, (mengingat) apa yang mereka lakukan kepada kami di bidang perdagangan," papar Trump.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data neraca perdagangan periode Juni. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% YoY, sementara impor diperkirakan melesat hingga 30,17% YoY.
Neraca perdagangan diperkirakan mencatatkan surplus sebesar US$ 579,5 juta. Sebagai catatan, neraca perdagangan periode Mei membukukan defisit yang cukup dalam yaitu US$ 1,52 miliar.
(ank/ank) Next Article AS Undang China Bernegosiasi, IHSG Menguat Nyaris 1%
Rilis data-data ekonomi di China membuat bursa saham kawasan Asia, termasuk IHSG, tak bisa berbuat banyak. Pada kuartal-II 2018, perekonomian China tercatat tumbuh sebesar 6,7% YoY, sama dengan konsensus yang dihimpun oleh Reuters.
Penjualan barang-barang rilis periode Juni tumbuh sebesar 9% YoY, juga sama dengan konsensus. Namun, output industri untuk periode Juni hanya tumbuh sebesar 6% YoY, lebih rendah dari konsensus yang sebesar 6,5% YoY.
Menjelang pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Donald Trump menyebut Uni Eropa sebagai musuh di bidang perdagangan. Dikutip dari BBC, Trump mengatakan ada banyak musuh dari AS termasuk Rusia dan China, namun dirinya menempatkan Uni Eropa di posisi teratas.
"Saya rasa Uni Eropa merupakan sebuah musuh, (mengingat) apa yang mereka lakukan kepada kami di bidang perdagangan," papar Trump.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis data neraca perdagangan periode Juni. Konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% YoY, sementara impor diperkirakan melesat hingga 30,17% YoY.
Neraca perdagangan diperkirakan mencatatkan surplus sebesar US$ 579,5 juta. Sebagai catatan, neraca perdagangan periode Mei membukukan defisit yang cukup dalam yaitu US$ 1,52 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/ank) Next Article AS Undang China Bernegosiasi, IHSG Menguat Nyaris 1%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular