
Pagi Ini, Rupiah Melemah Terdalam Kedua di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
16 July 2018 08:54

Rupiah belum mampu menguat karena pelaku pasar juga menantikan rilis data penting. Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data perdagangan internasional periode Juni 2018.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% YoY sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekpor pada bulan sebelumnya adalah 12,74% YoY dan impor tumbuh 28,12% YoY. Kala itu, neraca perdagangan membukukan defisit cukup dalam yaitu US$1,52 miliar.
Jika benar ada surplus neraca perdagangan, maka akan membawa persepsi bahwa aliran devisa ke Indonesia tetap terjaga. Sentimen ini diharapkan bisa membuat rupiah bangkit dari depresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 16,38% YoY sementara impor masih tumbuh lebih cepat yaitu 30,17% YoY. Namun kini neraca perdagangan bisa mencatat surplus yang diperkirakan US$ 579,5 juta.
Sebagai informasi, pertumbuhan ekpor pada bulan sebelumnya adalah 12,74% YoY dan impor tumbuh 28,12% YoY. Kala itu, neraca perdagangan membukukan defisit cukup dalam yaitu US$1,52 miliar.
Jika benar ada surplus neraca perdagangan, maka akan membawa persepsi bahwa aliran devisa ke Indonesia tetap terjaga. Sentimen ini diharapkan bisa membuat rupiah bangkit dari depresiasi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
Pages
Most Popular