Tak Ada "Bandar", Pasar Derivatif Kurang Semarak

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 July 2018 14:58
Institusi keuangan besar atau anggota bursa masih enggan menjadi market maker karena risiko yang tinggi, butuh insentif untuk mendorong partisipasi mereka.
Foto: Muhammad Sabki
Jakarta, CNBC Indonesia - Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menilai untuk mengembangkan produk derivatif, penting adanya market maker untuk membuat transaksi di pasar sekundernya menjadi lebih aktif dan likuid. Institusi keuangan besar atau anggota bursa masih enggan menjadi market maker karena risiko yang tinggi, butuh insentif untuk mendorong partisipasi mereka.

Komite Ketua Umum APEI Octavianus Budianto mengatakan insentif ini penting diberikan kepada market maker untuk membuat transaksi di pasar produk derivatif menjadi lebih aktif. Misalnya dalam insentif pajak atau insentif lainnya.

"Masalahnya kan produknya banyak, tapi di sekundernya tidak jalan, masalah likuiditas lah. Ini kan harus ada market maker paling tidak di secondary tapi ada resiko juga kalau tidak ada insentifnya," kata Octavianus di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (12/7).

Dia mencontohkan, perdagangan derivatif di luar negeri diberikan insentif dalam hal perpajakan kepada market makernya sehingga perdagangan untuk produk itu menjadi aktif. Namun, dia menilai persoalan pajak tidak mudah sehingga diperlukan kerja sama antara bursa dan Direktorat Jenderal Pajak.

Bursa menargetkan untuk meningkatkan jumlah transaksi di pasar modal. Salah satu caranya adalah dengan menambah jumlah produk derivatif yang bisa diperdagangkan dan dipilih oleh investor.
(hps) Next Article Penampakan BEI Saat IHSG Drop 5% & Perdagangan Dihentikan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular