Dibuka di Zona Merah, IHSG Kini Sudah Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
12 July 2018 09:25
Pasca dibuka menguat 0,35%, IHSG kini sudah berbalik ke zona hijau.
Foto: ist
Jakarta, CNBC Indonesia - Pasca dibuka menguat 0,35%, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kini sudah berbalik ke zona hijau. Hingga berita ini diturunkan, IHSG naik tipis 0,15% ke level 5.902,38. Penguatan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang juga diperdagangkan menguat: indeks Nikkei menguat 1,14%, indeks Strait Times menguat 0,16%, indeks Kospi menguat 0,4%, indeks Hang Seng menguat 0,07%, dan indeks Shanghai menguat 0,8%.

Rilis data ekonomi yang positif kini berhasil ditransmisikan dengan baik di bursa saham Benua Kuning. Di Jepang, pemesanan mesin oleh sektor swasta periode Mei naik hingga 16,5% YoY, lebih baik dari konsensus yang memperkirakan pertumbuhan sebesar 8,6% YoY saja. Di Korea Selatan, tingkat pengangguran per bulan Juni diumumkan di level 3,7%, turun drastis dari posisi bulan Mei yang sebesar 4%. Kedua data tersebut diumumkan kemarin (11/7/2018).

Namun, sentimen perang dagang antara AS dengan China terbukti lebih dominan dalam mendikte jalannya perdagangan kemarin. Kini, barulah pelaku pasar melakukan price-in atas positifnya data-data ekonomi tersebut.

Di sisi lain, sentimen perang dagang yang kini sudah semakin dekat untuk merembet menjadi perang investasi masih menghantui. China dilaporkan sedang menyiapkan alternatif untuk membalas tarif terbaru dari pemerintahan Amerika Serikat (AS), The Wall Street Journal melaporkan, seperti dikutip dari CNBC International.

Pemerintahan Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa waktu setempat (10/7/2018) mengumumkan daftar barang-barang asal China senilai US$ 200 miliar (Rp 2.875 triliun) yang akan dikenakan bea masuk baru sebesar 10%.

Nilai barang yang terkena dampak (US$ 200 miliar) adalah lebih besar dari nilai barang yang diimpor impor China dari AS, sehingga penerapan tarif balasan dengan nilai yang sama tak memungkinkan untuk diambil.

Salah satu alternatif yang menjadi opsi bagi pemerintah China adalah menunda persetujuan terhadap merger dan akuisisi yang melibatkan perusahaan-perusahaan asal AS.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ank/roy) Next Article Isu Perang Investasi Mendadak Mencuat, Laju IHSG Tertahan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular