
Isu Perang Investasi Mendadak Mencuat, Laju IHSG Tertahan
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
26 July 2018 16:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,21% ke level 5.946,14 pada perdagangan hari ini. Penguatan IHSG terjadi kala bursa saham negara-negara Asia lainnya diperdagangkan melemah: indeks Nikkei turun 0,12%, indeks Shanghai turun 0,71%, indeks Hang Seng turun 0,48%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,03%
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,28 triliun dengan volume sebanyak 11,69 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 410.632 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+2,65%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (+1,67%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+3,77%), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (+4,02%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+1,16%).
Sempat menguat hingga ke level 5.967,6 (+0,57% dibandingkan penutupan kemarin, 25/7/2018), isu perang investasi yang tiba-tiba mencuat membuat IHSG tak bisa menguat banyak-banyak.
Perusahaan produsen semikondutor asal AS Qualcomm kemungkinan gagal untuk mengakuisisi NXP Semiconductors, seiring dengan pemerintah China yang tak memberikan izin.
Qualcomm memerlukan persetujuan dari 9 regulator di berbagai negara, termasuk China, untuk bisa mengakuisisi NXP. Persetujuan pihak China dibutuhkan lantaran China berkontribusi sebesar hampir dua pertiga dari pendapatan Qualcomm tahun lalu.
Sebelumnya, Qualcomm mengatakan bahwa pihaknya akan menarik tawaran akuisisi senilai US$ 44 miliar bagi NXP kecuali mendapatkan izin pada menit-menit akhir. Tenggat waktu bagi Qualcomm untuk mengakuisisi NXP adalah pada tengah malam hari Rabu (25/7/2018) waktu AS, dimana batas waktu tersebut sudah dilewati tanpa ada penerbitan izin oleh pemerintah China.
Jika terjadi, akuisisi ini sejatinya akan menjadi akuisisi perusahaan semikonduktor terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah. Kini, Qualcomm justru akan membayar sebesar US$ 2 miliar kepada NXP karena gagalnya akuisisi. Pembayaran akan dilakukan tak lewat dari 26 Juli pukul 09:00 ET.
Tak hanya Qualcomm, langkah ekspansi Facebook juga diganjal oleh pemerintah China. Negara pimpinan Xi Jinping tersebut telah menarik persetujuan bagi Facebook untuk mendirikan anak usaha di Zhejiang, seperti dilaporkan oleh New York Times pada hari Rabu, dikutip dari Reuters.
Data dari pemerintah China menunjukkan bahwa sebelumnya Facebook telah mendapat persetujuan untuk menjalankan rencananya tersebut. Namun, berdasarkan penelusuran oleh Reuters, data mengenai persetujuan tersebut kini telah hilang.
Di sisi lain, sentimen positif datang dari pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker. Pasca melakukan pertemuan kemarin, Trump dan Juncker sepakat untuk menurunkan hambatan tarif dan non-tarif di bidang perdagangan.
"Hari ini, kami sepakat bekerja bersama untuk menuju tarif nol, tidak adanya non-tariff barrier, dan tidak ada subsidi bagi produk-produk non otomotif. Kami juga akan meningkatkan perdagangan di bidang jasa, farmasi, produk-produk kesehatan, juga kedelai," ungkap Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.
Trump menyebut Uni Eropa akan secepat mungkin meningkatkan pembelian kedelai dan Liquified Natural Gas (LNG) dari AS. Presiden AS ke-45 itu juga menyebut bahwa dirinya dan Juncker sepakat untuk mengumandangkan reformasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Sementara itu, Juncker menyebut AS akan membangun terminal baru untuk memfasilitasi ekspor LNG ke Benua Biru. Juncker memastikan Uni Eropa tidak akan mengenakan bea masuk tambahan bagi produk AS selama negosiasi berjalan.
Dengan berbagai kesepakatan itu, AS dan Uni Eropa akan memulai proses perundingan untuk membahas masalah pengenaan bea masuk baja dan aluminium asal Uni Eropa oleh AS serta pengenaan bea masuk balasan oleh Uni Eropa atas beragam produk Negeri Paman Sam. Ada kemungkinan pengenaan berbagai bea masuk itu akan dihentikan.
Terlepas dari ketidakpastian yang datang dari isu perang investasi, investor asing nyatanya masih membukukan beli bersih senilai Rp 150,6 miliar. Rupiah yang cenderung bergerak menguat sepanjang hari membuat investor asing berani masuk ke bursa saham tanah air.
Pada perdagangan hari ini, rupiah sempat menguat hingga ke level Rp 14.410/dolar AS di pasar spot (+0,31% dibandingkan penutupan kemarin), sebelum akhirnya ditutup flat di level Rp 14.455/dolar AS.
5 besar saham yang diburu investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 116,7 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 88,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 63,3 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 55,2 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 51,3 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka di Zona Merah, IHSG Kini Sudah Hijau
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 8,28 triliun dengan volume sebanyak 11,69 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 410.632 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi penguatan IHSG diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+2,65%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (+1,67%), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (+3,77%), PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk/INKP (+4,02%), dan PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (+1,16%).
Perusahaan produsen semikondutor asal AS Qualcomm kemungkinan gagal untuk mengakuisisi NXP Semiconductors, seiring dengan pemerintah China yang tak memberikan izin.
Qualcomm memerlukan persetujuan dari 9 regulator di berbagai negara, termasuk China, untuk bisa mengakuisisi NXP. Persetujuan pihak China dibutuhkan lantaran China berkontribusi sebesar hampir dua pertiga dari pendapatan Qualcomm tahun lalu.
Sebelumnya, Qualcomm mengatakan bahwa pihaknya akan menarik tawaran akuisisi senilai US$ 44 miliar bagi NXP kecuali mendapatkan izin pada menit-menit akhir. Tenggat waktu bagi Qualcomm untuk mengakuisisi NXP adalah pada tengah malam hari Rabu (25/7/2018) waktu AS, dimana batas waktu tersebut sudah dilewati tanpa ada penerbitan izin oleh pemerintah China.
Jika terjadi, akuisisi ini sejatinya akan menjadi akuisisi perusahaan semikonduktor terbesar yang pernah ada sepanjang sejarah. Kini, Qualcomm justru akan membayar sebesar US$ 2 miliar kepada NXP karena gagalnya akuisisi. Pembayaran akan dilakukan tak lewat dari 26 Juli pukul 09:00 ET.
Tak hanya Qualcomm, langkah ekspansi Facebook juga diganjal oleh pemerintah China. Negara pimpinan Xi Jinping tersebut telah menarik persetujuan bagi Facebook untuk mendirikan anak usaha di Zhejiang, seperti dilaporkan oleh New York Times pada hari Rabu, dikutip dari Reuters.
Data dari pemerintah China menunjukkan bahwa sebelumnya Facebook telah mendapat persetujuan untuk menjalankan rencananya tersebut. Namun, berdasarkan penelusuran oleh Reuters, data mengenai persetujuan tersebut kini telah hilang.
Di sisi lain, sentimen positif datang dari pertemuan antara Presiden AS Donald Trump dan Presiden Uni Eropa Jean-Claude Juncker. Pasca melakukan pertemuan kemarin, Trump dan Juncker sepakat untuk menurunkan hambatan tarif dan non-tarif di bidang perdagangan.
"Hari ini, kami sepakat bekerja bersama untuk menuju tarif nol, tidak adanya non-tariff barrier, dan tidak ada subsidi bagi produk-produk non otomotif. Kami juga akan meningkatkan perdagangan di bidang jasa, farmasi, produk-produk kesehatan, juga kedelai," ungkap Trump dalam konferensi pers di Gedung Putih, seperti dikutip dari Reuters.
Trump menyebut Uni Eropa akan secepat mungkin meningkatkan pembelian kedelai dan Liquified Natural Gas (LNG) dari AS. Presiden AS ke-45 itu juga menyebut bahwa dirinya dan Juncker sepakat untuk mengumandangkan reformasi di Organisasi Perdagangan Dunia (WTO).
Sementara itu, Juncker menyebut AS akan membangun terminal baru untuk memfasilitasi ekspor LNG ke Benua Biru. Juncker memastikan Uni Eropa tidak akan mengenakan bea masuk tambahan bagi produk AS selama negosiasi berjalan.
Dengan berbagai kesepakatan itu, AS dan Uni Eropa akan memulai proses perundingan untuk membahas masalah pengenaan bea masuk baja dan aluminium asal Uni Eropa oleh AS serta pengenaan bea masuk balasan oleh Uni Eropa atas beragam produk Negeri Paman Sam. Ada kemungkinan pengenaan berbagai bea masuk itu akan dihentikan.
Terlepas dari ketidakpastian yang datang dari isu perang investasi, investor asing nyatanya masih membukukan beli bersih senilai Rp 150,6 miliar. Rupiah yang cenderung bergerak menguat sepanjang hari membuat investor asing berani masuk ke bursa saham tanah air.
Pada perdagangan hari ini, rupiah sempat menguat hingga ke level Rp 14.410/dolar AS di pasar spot (+0,31% dibandingkan penutupan kemarin), sebelum akhirnya ditutup flat di level Rp 14.455/dolar AS.
5 besar saham yang diburu investor asing diantaranya: PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 116,7 miliar), PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 88,2 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 63,3 miliar), PT United Tractors Tbk/UNTR (Rp 55,2 miliar), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 51,3 miliar).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/hps) Next Article Dibuka di Zona Merah, IHSG Kini Sudah Hijau
Most Popular