
Melemah 0,17%, Rupiah Jadi Mata Uang Terbaik Ketiga di Asia
Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 July 2018 16:56

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) melemah sepanjang perdagangan hari ini. Rupiah terseret arus penguatan dolar AS yang terjadi secara luas.
Pada Rabu (11/7/2018), US$ 1 pada penutupan pasar berada di Rp 14.380. Rupiah melemah 0,17% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Rupiah sudah melemah 0,1% saat pembukaan pasar. Seiring perjalanan pasar, rupiah terus melemah. Posisi terlemah rupiah hari ini ada di Rp 14.390/US$ sementara terkuatnya di Rp 14.370/US$.
Rupiah tidak sendiri. Berbagai mata uang Asia pun tidak berdaya di hadapan dolar AS. Bahkan won Korea Selatan melemah hampir 1%.
Dengan koreksi 0,17%, rupiah ternyata masih lumayan. Rupiah jadi mata uang terbaik ketiga di Asia, hanya kalah dari dolar Hong Kong dan rupee India.
Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 16:25 WIB, mengutip Reuters:
Dolar AS tengah perkasa. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) mampu menguat 0,3% pada pukul 16:32 WIB. Hari ini, ada dua sentimen yang membuat dolar AS perkasa.
Pertama adalah aksi beli yang dilakukan investor jelang rilis data inflasi AS pada Kamis waktu setempat. Sebagai catatan, inflasi AS pada Mei 2018 mencapai 2,8% secara year-on-year (YoY), tertinggi sejak Oktober 2008.
Bila inflasi di AS terus terakselerasi, maka semakin besar kemungkinan The Federal Reserve/The Fed untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Pasar kini mulai terbiasa dengan perkiraan kenaikan suku bunga empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu tiga kali. Kenaikan suku bunga tentu menjadi kabar gembira bagi dolar AS.
Kenaikan suku bunga akan membuat ekspektasi inflasi terjangkar sehingga nilai mata uang naik. Selain itu, kenaikan suku bunga juga akan memancing arus modal untuk datang karena mengharapkan keuntungan lebih. Arus modal ini bisa menjadi fondasi bagi penguatan nilai tukar.
Sebelum The Fed menaikkan suku bunga, investor sepertinya sudah terlebih dulu memburu dolar AS. Sebab jika suku bunga sudah naik maka harga greenback akan lebih mahal. Akibat aksi borong ini, dolar AS sudah menguat sebelum suku bunga dinaikkan.
Pada Rabu (11/7/2018), US$ 1 pada penutupan pasar berada di Rp 14.380. Rupiah melemah 0,17% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.
Rupiah sudah melemah 0,1% saat pembukaan pasar. Seiring perjalanan pasar, rupiah terus melemah. Posisi terlemah rupiah hari ini ada di Rp 14.390/US$ sementara terkuatnya di Rp 14.370/US$.
![]() |
Rupiah tidak sendiri. Berbagai mata uang Asia pun tidak berdaya di hadapan dolar AS. Bahkan won Korea Selatan melemah hampir 1%.
Dengan koreksi 0,17%, rupiah ternyata masih lumayan. Rupiah jadi mata uang terbaik ketiga di Asia, hanya kalah dari dolar Hong Kong dan rupee India.
Berikut perkembangan nilai tukar mata uang utama Asia terhadap greenback pada pukul 16:25 WIB, mengutip Reuters:
Mata Uang | Bid Terakhir | Perubahan (%) |
Yen Jepang | 111,22 | -0,22 |
Yuan China | 6,67 | -0,60 |
Won Korea Selatan | 1.123,00 | -0,86 |
Dolar Taiwan | 30,58 | -0,79 |
Dolar Hong Kong | 7,85 | -0,02 |
Rupee India | 68,84 | -0,14 |
Dolar Singapura | 1,36 | -0,28 |
Baht Thailand | 33,28 | -0,33 |
Peso Filipina | 53,62 | -0,36 |
Dolar AS tengah perkasa. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama) mampu menguat 0,3% pada pukul 16:32 WIB. Hari ini, ada dua sentimen yang membuat dolar AS perkasa.
Pertama adalah aksi beli yang dilakukan investor jelang rilis data inflasi AS pada Kamis waktu setempat. Sebagai catatan, inflasi AS pada Mei 2018 mencapai 2,8% secara year-on-year (YoY), tertinggi sejak Oktober 2008.
Bila inflasi di AS terus terakselerasi, maka semakin besar kemungkinan The Federal Reserve/The Fed untuk lebih agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Pasar kini mulai terbiasa dengan perkiraan kenaikan suku bunga empat kali sepanjang 2018, lebih banyak dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu tiga kali. Kenaikan suku bunga tentu menjadi kabar gembira bagi dolar AS.
Kenaikan suku bunga akan membuat ekspektasi inflasi terjangkar sehingga nilai mata uang naik. Selain itu, kenaikan suku bunga juga akan memancing arus modal untuk datang karena mengharapkan keuntungan lebih. Arus modal ini bisa menjadi fondasi bagi penguatan nilai tukar.
Sebelum The Fed menaikkan suku bunga, investor sepertinya sudah terlebih dulu memburu dolar AS. Sebab jika suku bunga sudah naik maka harga greenback akan lebih mahal. Akibat aksi borong ini, dolar AS sudah menguat sebelum suku bunga dinaikkan.
Next Page
Perang Dagang Memanas Lagi
Pages
Most Popular