
Terimbas Perang Dagang, IHSG Dibuka Turun 0,66%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
11 July 2018 09:16

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka melemah 0,66% pada perdagangan hari ini ke level Rp 5.842,99. Kini, pelemahan IHSG sudah melebar menjadi 0,98% ke level Rp 5.824,23.
Pelemahan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka di zona merah: indeks Nikkei melemah 0,88%, indeks Strait Times melemah 1,08%, indeks Kospi melemah 0,74%, indeks Shanghai anjlok 1,66%, dan indeks Hang Seng anjlok 2,33%.
Sama dengan bursa saham regional, anjloknya IHSG dipicu oleh kembali memanasnya hubungan antara AS dengan China di bidang perdagangan. Pemerintahan Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa waktu setempat (10/7/2018) mengumumkan daftar barang-barang asal China senilai US$200 miliar (Rp 2.875 triliun) yang akan dikenakan bea masuk baru sebesar 10%.
Bea masuk tersebut datang sebagai respon AS terhadap tarif balasan dari China yang efektif berlaku pasca AS memberlakukan bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk impor asal Negeri Panda pada Jumat lalu (6/7/2018).
Beberapa produk yang kini disasar AS adalah barang-barang yang masuk dalam program Made in China 2025, sebuah rencana strategis Beijing untuk membuat China menjadi pemimpin industri-industri penting dunia, termasuk teknologi.
Bea masuk tersebut tidak akan segera berlaku namun akan melewati proses kajian selama dua bulan ke depan. Dengar pendapat dijadwalkan pada 20 Agustus hingga 23 Agustus.
Kini, perang tarif antar kedua negara benar-benar mengancam laju ekonomi keduanya dan juga ekonomi dunia. Hal ini pada akhirnya mendorong investor melepas kepemilikannya atas instrumen berisiko seperti saham.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis penjualan ritel nasional atau Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Mei 2018. Data ini akan mengonfirmasi apakah konsumsi masyarakat Indonesia benar-benar sudah pulih atau belum.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Sentimen Perang Dagang Agak Reda, IHSG Naik 0,36%
Pelemahan IHSG senada dengan bursa saham utama kawasan Asia yang sebelumnya juga dibuka di zona merah: indeks Nikkei melemah 0,88%, indeks Strait Times melemah 1,08%, indeks Kospi melemah 0,74%, indeks Shanghai anjlok 1,66%, dan indeks Hang Seng anjlok 2,33%.
Sama dengan bursa saham regional, anjloknya IHSG dipicu oleh kembali memanasnya hubungan antara AS dengan China di bidang perdagangan. Pemerintahan Amerika Serikat (AS) pada hari Selasa waktu setempat (10/7/2018) mengumumkan daftar barang-barang asal China senilai US$200 miliar (Rp 2.875 triliun) yang akan dikenakan bea masuk baru sebesar 10%.
Beberapa produk yang kini disasar AS adalah barang-barang yang masuk dalam program Made in China 2025, sebuah rencana strategis Beijing untuk membuat China menjadi pemimpin industri-industri penting dunia, termasuk teknologi.
Bea masuk tersebut tidak akan segera berlaku namun akan melewati proses kajian selama dua bulan ke depan. Dengar pendapat dijadwalkan pada 20 Agustus hingga 23 Agustus.
Kini, perang tarif antar kedua negara benar-benar mengancam laju ekonomi keduanya dan juga ekonomi dunia. Hal ini pada akhirnya mendorong investor melepas kepemilikannya atas instrumen berisiko seperti saham.
Dari dalam negeri, pelaku pasar menantikan rilis penjualan ritel nasional atau Indeks Penjualan Riil (IPR) periode Mei 2018. Data ini akan mengonfirmasi apakah konsumsi masyarakat Indonesia benar-benar sudah pulih atau belum.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/roy) Next Article Sentimen Perang Dagang Agak Reda, IHSG Naik 0,36%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular