
Sektor Barang Konsumsi Jadi Primadona, IHSG Naik 1,28%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 July 2018 16:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 1,28% pada perdagangan hari ini ke level Rp 5.881,76. Penguatan IHSG senada dengan bursa saham lainnya di kawasan Asia yang juga ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 0,66%, indeks Strait Times naik 1,3%, indeks Kospi naik 0,37%, indeks Shanghai naik 0,44%, indeks SET (Thailand) naik 0,92%, dan indeks KLCI (Malaysia) naik 0,87%.
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,54 triliun dengan volume sebanyak 8,45 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 404.629 kali.
Secara sektoral, sektor barang konsumsi (+2,12%) menjadi kontributor utama penguatan IHSG, seiring dengan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Juni yang menggembirakan. Pada bulan lalu, Bank Indonesia (BI) mencatat IKK sebesar 128,1, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 125,1. Nilai IKK bulan Juni merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Kenaikan IKK pada bulan lalu didorong oleh seluruh komponen pembentuknya, yaitu indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang naik menjadi 120,8, dari yang sebelumnya 116,1. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) naik menjadi 135,4, dari yang sebelumnya 134,1.
Kenaikan IKK lantas memberi harapan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia akan terus membaik. Sebelumnya, perbaikan konsumsi masyarakat ditunjukkan oleh derasnya impor barang konsumsi periode Mei dan inflasi bulan lalu yang lebih tinggi dari ekspektasi.
Saham-saham sektor barang konsumsi yang diburu investor diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+3,53%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+3,15%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,56%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+1,42%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,39%).
Dari sisi eksternal, masih kondusifnya perkembangan terkait perang dagang ikut berkontribusi dalam mendorong laju IHSG. Hingga kini, AS belum meluncurkan serangan balasan terhadap China. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk China senilai US$ 500 miliar jika Beijing meluncurkan aksi balasan atas kebijakan Washington yang pada Jumat lalu (6/7/2018) telah resmi memberlakukan bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk impor asal China.
Pemerintahan AS nampaknya masih pikir-pikir untuk mengenakan kebijakan balasan tersebut, mengingat besarnya nilai barang yang akan terdampak (US$ 500 miliar) bisa mengancam laju perekonomian kedua negara.
Kondusifnya sentimen eksternal bahkan berhasil mendorong investor asing melakukan beli bersih senilai Rp 133,6 miliar, walaupun sejatinya rupiah melemah 0,24% terhadap dolar AS ke level Rp 14.355.
Saham-saham yang paling banyak diburu oleh investor asing diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 124,1 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 99,3 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 55,2 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 35,7 miliar), dan PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 25,3 miliar).
(ank/hps) Next Article Ikuti Jejak Bursa Regional, IHSG Dibuka Menguat 0,35%
Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 7,54 triliun dengan volume sebanyak 8,45 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 404.629 kali.
Secara sektoral, sektor barang konsumsi (+2,12%) menjadi kontributor utama penguatan IHSG, seiring dengan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Juni yang menggembirakan. Pada bulan lalu, Bank Indonesia (BI) mencatat IKK sebesar 128,1, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 125,1. Nilai IKK bulan Juni merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.
Kenaikan IKK lantas memberi harapan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia akan terus membaik. Sebelumnya, perbaikan konsumsi masyarakat ditunjukkan oleh derasnya impor barang konsumsi periode Mei dan inflasi bulan lalu yang lebih tinggi dari ekspektasi.
Saham-saham sektor barang konsumsi yang diburu investor diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+3,53%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+3,15%), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+1,56%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (+1,42%), dan PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,39%).
Dari sisi eksternal, masih kondusifnya perkembangan terkait perang dagang ikut berkontribusi dalam mendorong laju IHSG. Hingga kini, AS belum meluncurkan serangan balasan terhadap China. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk China senilai US$ 500 miliar jika Beijing meluncurkan aksi balasan atas kebijakan Washington yang pada Jumat lalu (6/7/2018) telah resmi memberlakukan bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk impor asal China.
Pemerintahan AS nampaknya masih pikir-pikir untuk mengenakan kebijakan balasan tersebut, mengingat besarnya nilai barang yang akan terdampak (US$ 500 miliar) bisa mengancam laju perekonomian kedua negara.
Kondusifnya sentimen eksternal bahkan berhasil mendorong investor asing melakukan beli bersih senilai Rp 133,6 miliar, walaupun sejatinya rupiah melemah 0,24% terhadap dolar AS ke level Rp 14.355.
Saham-saham yang paling banyak diburu oleh investor asing diantaranya: PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 124,1 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 99,3 miliar), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 55,2 miliar), PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (Rp 35,7 miliar), dan PT Bukit Asam Tbk/PTBA (Rp 25,3 miliar).
(ank/hps) Next Article Ikuti Jejak Bursa Regional, IHSG Dibuka Menguat 0,35%
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular