Dipimpin Sektor Barang Konsumsi, IHSG Menguat 1,08%

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
10 July 2018 12:35
IHSG menguat 1,08% sampai dengan akhir sesi 1 ke level Rp 5.869,79.
Foto: CNBC Indonesia/ Andrean Kristianto
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,08% sampai dengan akhir sesi 1 ke level Rp 5.869,79.

Nilai transaksi tercatat sebesar Rp 3,8 triliun dengan volume sebanyak 4,69 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 247.675 kali.

Secara sektoral, sektor barang konsumsi (1,64%) menjadi kontributor utama penguatan IHSG, seiring dengan rilis data Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) periode Juni yang menggembirakan. Pada bulan lalu, Bank Indonesia (BI) mencatat IKK sebesar 128,1, naik dibandingkan bulan sebelumnya yaitu 125,1. Nilai IKK bulan Juni merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Kenaikan IKK pada bulan lalu didorong oleh seluruh komponen pembentuknya, yaitu indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) yang naik menjadi 120,8, dari yang sebelumnya 116,1. Sementara itu, Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) naik menjadi 135,4, dari yang sebelumnya 134,1.

Kenaikan IKK lantas memberi harapan bahwa konsumsi masyarakat Indonesia akan terus membaik. Sebelumnya, perbaikan konsumsi masyarakat ditunjukkan oleh derasnya impor barang konsumsi periode Mei dan inflasi bulan lalu yang lebih tinggi dari ekspektasi.

Saham-saham sektor barang konsumsi yang diperdagangkan menguat diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (+2,99%), PT Mayora Indah Tbk/MYOR (+2,36%), PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+1,97%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1,43%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (+0,97%).

Dari sisi eksternal, masih kondusifnya perkembangan terkait perang dagang ikut berkontribusi dalam mendorong laju IHSG. Hingga kini, AS belum meluncurkan serangan balasan terhadap China. Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk China senilai US$ 500 miliar jika Beijing meluncurkan aksi balasan atas kebijakan Washington yang pada Jumat lalu (6/7/2018) telah resmi memberlakukan bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk impor asal China.

Pemerintahan AS nampaknya masih pikir-pikir untuk mengenakan kebijakan balasan tersebut, mengingat besarnya nilai barang yang akan terdampak (US$ 500 miliar) bisa mengancam laju perekonomian kedua negara.

Di sisi lain, laju IHSG agak tertahan oleh aksi jual investor asing dengan nilai bersih yang mencapai Rp 97,4 miliar. Pelemahan rupiah menjadi pemicu bagi investor asing untuk melakukan aksi jual; sampai dengan siang hari ini, rupiah melemah 0,17% terhadap dolar AS di pasar spot ke level Rp 14.345.

Saham-saham yang paling banyak dilepas oleh investor asing diantaranya: PT Tiphone Mobile Indonesia Tbk/TELE (Rp 47,9 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 42,7 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 30,2 miliar), PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 21,4 miliar), dan PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk/INKP (Rp 17,3 miliar).
(ank/hps) Next Article Ikuti Jejak Bursa Regional, IHSG Dibuka Menguat 0,35%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular