
AS-China Resmi Perang Dagang, IHSG Jatuh 0,63%
Anthony Kevin, CNBC Indonesia
06 July 2018 12:03

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh 0,63% ke level 5.703,28 sampai dengan akhir sesi 1. Koreksi IHSG senada dengan mayoritas bursa saham lainnya di kawasan Asia yang juga diperdagangkan di zona merah.
Indeks Shanghai turun 0,34%, indeks Hang Seng turun 0,48%, indeks Strait Times turun 2,22%, indeks SET (Thailand) turun 0,66%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,74%.
Nilai transaksi tercatat sebesar 2,97 triliun dengan volume sebanyak 3,65 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 178.373 kali.
Saham-saham yang berkontribusi signifikan bagi pelemahan IHSG diantaranya: PT HM Sampoerna Tbk/HMSP (-2,13%), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-2,68%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (-1,41%), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (-1,37%), dan PT Unilever Indonesia Tbk/UNVR (-1,14%).
Perang dagang menjadi tajuk utama perdagangan hari ini. Sekitar 1 jam yang lalu, AS telah resmi memberlakukan bea masuk baru bagi senilai senilai US$ 34 miliar produk impor asal China. Sebagai balasannya, China juga telah resmi mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk impor asal AS.
Bea masuk AS akan menyasar sebanyak 818 produk asal China, sementara bea masuk China akan menyasar sebanyak 659 produk asal AS.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa bea masuk lainnya yang menyasar US$ 16 miliar produk impor asal China diharapkan akan mulai berlaku 2 minggu lagi, sembari mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk China lainnya senilai US$ 500 miliar jika Beijing meluncurkan aksi balasan.
Kini, nasib pertumbuhan ekonomi global benar-benar di ujung tanduk. Ketika dua negara dengan perekonomian terbesar saling menerapkan kebijakan proteksionis, pastilah negara-negara lainnya akan ikut terdampak.
Lebih lanjut, ternyata Indonesia juga disasar oleh AS. Sofjan Wanandi, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, mengungkapkan bahwa Presiden AS Donald Trump akan mencabut sejumlah perlakukan khusus yang saat ini diberikan ke Indonesia.
"Trump sudah kasih warning ke kita karena kita surplus, beberapa special treatment yang dia beri ke kita mau dia cabut, terutama untuk tekstil," katanya, Kamis (5/7/2018).
Sebagai catatan, sepanjang 2017 Indonesia menikmati surplus dagang hingga US$ 9,59 miliar dengan AS.
Kini, sekitar 124 produk produk asal Indonesia tengah dievaluasi apakah pantas mendapatkan fasilitas generalized system of preference (GSP) atau tidak.
GSP sendiri adalah semacam sistem seperti pembebasan bea masuk yang diberikan AS ke produk impor. Apabila GSP dihapus, produk Indonesia akan menjadi lebih mahal sehingga menurunkan permintaan.
(ank/hps) Next Article Trump Siap Perang Dagang Dengan Indonesia, IHSG ke Zona Merah
Indeks Shanghai turun 0,34%, indeks Hang Seng turun 0,48%, indeks Strait Times turun 2,22%, indeks SET (Thailand) turun 0,66%, dan indeks KLCI (Malaysia) turun 0,74%.
Nilai transaksi tercatat sebesar 2,97 triliun dengan volume sebanyak 3,65 miliar unit saham. Frekuensi perdagangan adalah 178.373 kali.
Perang dagang menjadi tajuk utama perdagangan hari ini. Sekitar 1 jam yang lalu, AS telah resmi memberlakukan bea masuk baru bagi senilai senilai US$ 34 miliar produk impor asal China. Sebagai balasannya, China juga telah resmi mengenakan bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk impor asal AS.
Bea masuk AS akan menyasar sebanyak 818 produk asal China, sementara bea masuk China akan menyasar sebanyak 659 produk asal AS.
Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa bea masuk lainnya yang menyasar US$ 16 miliar produk impor asal China diharapkan akan mulai berlaku 2 minggu lagi, sembari mengancam akan menaikkan bea masuk bagi produk China lainnya senilai US$ 500 miliar jika Beijing meluncurkan aksi balasan.
Kini, nasib pertumbuhan ekonomi global benar-benar di ujung tanduk. Ketika dua negara dengan perekonomian terbesar saling menerapkan kebijakan proteksionis, pastilah negara-negara lainnya akan ikut terdampak.
Lebih lanjut, ternyata Indonesia juga disasar oleh AS. Sofjan Wanandi, Ketua Tim Ahli Wakil Presiden, mengungkapkan bahwa Presiden AS Donald Trump akan mencabut sejumlah perlakukan khusus yang saat ini diberikan ke Indonesia.
"Trump sudah kasih warning ke kita karena kita surplus, beberapa special treatment yang dia beri ke kita mau dia cabut, terutama untuk tekstil," katanya, Kamis (5/7/2018).
Sebagai catatan, sepanjang 2017 Indonesia menikmati surplus dagang hingga US$ 9,59 miliar dengan AS.
Kini, sekitar 124 produk produk asal Indonesia tengah dievaluasi apakah pantas mendapatkan fasilitas generalized system of preference (GSP) atau tidak.
GSP sendiri adalah semacam sistem seperti pembebasan bea masuk yang diberikan AS ke produk impor. Apabila GSP dihapus, produk Indonesia akan menjadi lebih mahal sehingga menurunkan permintaan.
(ank/hps) Next Article Trump Siap Perang Dagang Dengan Indonesia, IHSG ke Zona Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular