
Rupiah Loyo, Investor Cairkan Reksa Dana
Donald Banjarnahor & Irvin Avriano, CNBC Indonesia
03 July 2018 19:53

Jakarta, CNBC Indonesia - Ternyata bukan nasabah kaya yang menarik dana dari perbankan, namun para investor juga ikut menarik dana dari portofolio reksa dana, di tengah gejolak nilai tukar Rupiah pada Mei 2018 lalu.
Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan dana kelolaan dan unit penyertaan reksa dana pada Mei 2018 mengalami penurunan. Dana kelolaan pada akhir Mei tercatat Rp 504,39 triliun, turun Rp 3,09 triliun atau 0,61% dari posisi April.
Dana kelolaan yang turun diperkuat oleh data penurunan unit penyertaan reksa dana. Unit penyertaan turun 1,81 miliar atau 0,49% menjadi 364 miliar pada periode yang sama. Koreksi dana kelolaan bersamaan dengan koreksi unit penyertaan mengonfirmasi indikasi adanya penarikan dana (redemption) dari reksa dana pada periode tersebut.
Sementara itu, data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), menyatakan jumlah rekening nasabah dengan simpanan di atas Rp 2 miliar berkurang 1.009 rekening hanya dalam satu bulan. Pada Mei 2018, jumlah rekening nasabah kaya mencapai 247.846 akun, sementara bulan sebelumnya masih 248.855 akun.
Penutupan rekening ini mempengaruhi nominal simpanan para nasabah kaya yang ditaruh di perbankan nasional. Jumlah nominal simpanan nasabah dengan saldo di atas Rp 2 miliar pada Mei 2018 mencapai Rp 3.051,04 triliun, turun Rp 31,57 triliun dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp 3.082,6 triliun.
Nasabah kaya dengan saldo di atas Rp 2 miliar memiliki porsi 0,01% dari total seluruh rekening nasabah yang tercatat sebesar 257,42 juta akun. Namun, nasabah ini menguasai 56,22% dari total nilai simpanan seluruh nasabah perbankan yang mencapai Rp 5.404,97 triliun.
Di tengah penarikan dana di reksa dana serta produk perbankan oleh nasabah kaya, simpanan dalam bentuk valuta asing meningkat. Jumlah nominal simpanan dalam valuta asing di perbankan nasional, meningkat 1,06% atau sekitar Rp 7,8 triliun dalam 1 bulan. Simpanan valas di perbankan nasional mencapai Rp 740,68 triliun pada akhir Mei 2018 dibandingkan dengan sebulan sebelumnya Rp 732,88 triliun. Adapun jumlah rekening simpanan dalam Valas meningkat 2,10%, dari 1,01 juta akun menjadi 1,03 juta akun.
Pada Mei 2018, BI menaikkan suku bunga acuan atau 7 days reverse repo rate sebanyak 2 kali, yakni pada 17 Mei dan 30 Mei. Meski demikian kebijakan moneter tersebut belum cukup menenangkan pasar, yang tercermin dari gejolak nilai tukar rupiah dan arus keluar dana asing.
(dob/wed) Next Article OJK Klaim Perang Suku Bunga Deposito Bank Masih Terarah
Dana kelolaan yang turun diperkuat oleh data penurunan unit penyertaan reksa dana. Unit penyertaan turun 1,81 miliar atau 0,49% menjadi 364 miliar pada periode yang sama. Koreksi dana kelolaan bersamaan dengan koreksi unit penyertaan mengonfirmasi indikasi adanya penarikan dana (redemption) dari reksa dana pada periode tersebut.
Penutupan rekening ini mempengaruhi nominal simpanan para nasabah kaya yang ditaruh di perbankan nasional. Jumlah nominal simpanan nasabah dengan saldo di atas Rp 2 miliar pada Mei 2018 mencapai Rp 3.051,04 triliun, turun Rp 31,57 triliun dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp 3.082,6 triliun.
Nasabah kaya dengan saldo di atas Rp 2 miliar memiliki porsi 0,01% dari total seluruh rekening nasabah yang tercatat sebesar 257,42 juta akun. Namun, nasabah ini menguasai 56,22% dari total nilai simpanan seluruh nasabah perbankan yang mencapai Rp 5.404,97 triliun.
Di tengah penarikan dana di reksa dana serta produk perbankan oleh nasabah kaya, simpanan dalam bentuk valuta asing meningkat. Jumlah nominal simpanan dalam valuta asing di perbankan nasional, meningkat 1,06% atau sekitar Rp 7,8 triliun dalam 1 bulan. Simpanan valas di perbankan nasional mencapai Rp 740,68 triliun pada akhir Mei 2018 dibandingkan dengan sebulan sebelumnya Rp 732,88 triliun. Adapun jumlah rekening simpanan dalam Valas meningkat 2,10%, dari 1,01 juta akun menjadi 1,03 juta akun.
Pada Mei 2018, BI menaikkan suku bunga acuan atau 7 days reverse repo rate sebanyak 2 kali, yakni pada 17 Mei dan 30 Mei. Meski demikian kebijakan moneter tersebut belum cukup menenangkan pasar, yang tercermin dari gejolak nilai tukar rupiah dan arus keluar dana asing.
(dob/wed) Next Article OJK Klaim Perang Suku Bunga Deposito Bank Masih Terarah
Most Popular