Perang Dagang AS-China Makin Panas, Bursa Asia Bervariasi

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
03 July 2018 17:15
Bursa saham utama kawasan Asia ditutup bervariasi pada perdagangan hari ini.
Foto: Reuters/Tyrone Siu
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham utama kawasan Asia ditutup bervariasi pada perdagangan hari ini: indeks Shanghai naik 0,39%, indeks Kospi naik 0,05%, indeks Nikkei turun 0,12%, indeks Hang Seng turun 1,41%, dan indeks Strait Times turun 0,09%.

Risiko perang dagang yang kian kental terasa membuat bursa saham Benua Kuning tak bisa berbuat banyak. Pemerintahan AS kini berupaya untuk memblokir China Mobile dalam menawarkan jasa telekomunikasi bagi AS. Sebagai catatan, China Mobile merupakan perusahaan penyedia jasa telekomunikasi terbesar di dunia yang dimiliki oleh pemerintah China.

Pemerintah AS menggunakan alasan keamanan nasional sebagai dasar dari pemblokiran tersebut. Dalam pernyataan resmi di websitenya, National Telecommunications and Information Administration (NTIA) mengharapkan Federal Communications Commission (FCC) menolak permintaan China Mobile untuk menawarkan jasa telekomunikasi antara AS dengan negara-negara lainnya.

"Pasca diskusi yang signifikan dengan China Mobile, kekhawatiran mengenai meningkatnya risiko bagi penegakan hukum dan keamanan nasional tidak dapat diselesaikan," tulis NTIA dalam websitenya mengutip David Redl, Asisten Menteri Bidang Komunikasi dan Informasi Kementerian Perdagangan AS.

Aksi terbaru oleh pemerintahan AS ini tentu memperparah hubungan dengan China di bidang perdagangan. Pada tanggal 6 Juli mendatang bea masuk baru bagi senilai US$ 34 miliar produk asal China akan mulai diberlakukan oleh AS. Negeri Panda pun sudah menyiapkan tarif balasan bagi produk-produk asal AS dengan nilai yang sama dan juga akan mulai berlaku pada 6 Juli.

Sebenarnya, ada sentimen positif bagi bursa saham Asia yakni pertumbuhan penjualan barang-barang ritel di Hong Kong periode Mei yang mencapai 11,6% YoY, melampaui capaian bulan sebelumnya yang sebesar 11,1% YoY. Namun apa mau dikata, sentimen perang dagang lebih dominan dalam mendikte jalannya perdagangan.
(ank/hps) Next Article Perang Dagang Berkecamuk, Bursa Asia Merah Membara

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular